Widi optimistis lintasan akan rampung pada akhir Maret hingga awal April. Ia mengatakan Ancol dipilih melalui proses uji tuntas atau due diligence oleh tim dari Formula E Operations (FEO) dan Jakpro. Trek Formula E berbentuk unik seperti kuda lumping. Menurut Widi, bentuk kuda lumping tidak disengaja karena memang mengikuti kontur tanah.
Pengerjaan trek disupervisi oleh FEO baik secara online maupun idfljne secara berkala satu sampai tiga kali setiap minggu.
Mantan pembalap nasional Ananda Mikola mengatakan trek Formula E ini memiliki keunikan tersendiri dibanding lintasan e-Prix lain, yakni beberapa tikungan yang memiliki kemiringan sehingga membuat pembalap lebih tertantang.
“Saya rasa ini akan menjadi salah satu sirkuit Formula E terbaik karena memang kita bangun sirkuit ini dari nol,” kata Ananda Mikola, yang juga merupakan Organizing Committee Formula E.
Penanggung jawab konstruksi dari PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk, Ari Wibowo, mengatakan trek Formula E Jakarta memang memiliki 13 tikungan dengan superelevasi hingga enam persen. “Kemudian kita punya trek lurus hampir 527 meter dan trek lurus ini akan menjadi kekuatan paling tinggi di trek,” katanya.
Ari mengatakan cuaca adalah tantangan tersendiri. Namun kontraktor memiliki strategi untuk mengebut pekerjaan di musim hujan, salah satunya dengan mendekatkan material sebanyak mungkin di lokasi, memperbanyak alat, dan menambah tenaga kerja.
Suasana pembangunan sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara, Rabu, 23 Februari 2022. Jakpro memastikan tiket Formula E akan terjangkau dan mengakomodir berbagai kalangan masyarakat. TEMPO/Eka Yudha Saputra
“Kita bisa tengok ke kiri itu adalah stok material yang kita dekatkan ke lokasi. Mendekatkan material sebanyak mungkin adalah salah satu kuncinya,” katanya menunjuk tumpukan kerikil aspal yang menggunung hingga lima meter.
Kontraktor membagi pembangunan sirkuit ke dalam 5 zona. Dari lima zona tersebut, Zona 5 adalah yang paling sulit dan menguras energi. Zona 5 memiliki panjang 1,04 kilometer, dan jika membayangkan pada bentuk kuda lumping, Zona 5 adalah bagian dari kepala kuda, yang berarti memiliki tikungan tajam.
“Zona 5 juga berdiri di atas tanah lunak dan ini menjadi permasalahan,” katanya.
Zona 5 adalah wilayah konstruksi yang paling banyak dikerahkan unit alat berat, yakni 10 unit excavator PC 200, 2 unit Dozzer, 1 unit Vibro roller, 1 unit truk tronton, dan 80 unit dump truck.
Ari mengatakan kontraktor sedang fokus untuk pengerasan tanah lunak di Zona 5. Pihaknya sudah menyelesaikan konstruksi bawah dan saat ini sedang mengerjakan konstruksi atas.
“Kita sedang mengerjakan base B, base A, dan kita hotmix,” katanya.
Untuk mengantisipasi air baik hujan atau air tanah, kontraktor menggunakan limestone, sejenis batuan kapur, sebagai dasar pondasi bawah agar tanah stabil dan proses pengerasan. Selanjutnya limestone dilapisi geotextile non woven, kemudian diisi batu Base B setinggi 20 cm dan Base A setinggi 15 cm kemudian akan diberi hotmix.
Proyek pembangunan lintasan balap Formula E senilai Rp50 miliar ini akan memiliki panjang 2,4 kilometer dengan lebar 16 meter dan 18 tikungan. Sementara masa waktu pengerjaan adalab 54 hari kalender mulai 3 Februari sampai 28 Maret 2022.
Baca juga: Jakpro Pastikan Harga Tiket Formula E Terjangkau, Berapa Kisarannya?
