TEMPO.CO, Lebak - Para pengungsi bencana tanah bergerak di Desa Cihuni, Cikulur, Kabupaten Lebak mulai terserang berbagai penyakit. Seorang pengungsi yang tinggal di posko relawan Tagana Kabupaten Lebak, Ipah (35) mengatakan mereka mulai sakit karena sudah seminggu terpaksa tinggal di tempat pengungsian.
"Kami dan anak balita masih demam, pilek dan batuk," ujarnya.
Sudah sepekan, sekitar 40 keluarga di Desa Cihuni memilih tinggal di tenda pengungsian yang dibangun untuk korban bencana tanah bergerak itu. Mereka khawatir pulang ke rumah karena tempat tinggal mereka sudah retak-retak akibat fenomena pergerakan tanah.
Warga melihat kondisi rumah yang rusak akibat pergerakan tanah di Desa Cikotok, Lebak, Banten, Rabu, 1 Desember 2021. Sebanyak 11 kepala keluarga mengungsi. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Menurut Murti, para pengungsi ingin secepatnya direlokasi ke tempat yang lebih aman. Dia telah setuju dipindah ke daerah yang bebas bencana. "Tinggal di pengungsian ini kami sering sakit-sakitan," ujarnya.
Sebanyak 37 rumah di desa itu retak-retak. Warga desa memilih mengosongkan rumah karena rusak berat.
Baca juga: Waspada Tanah Bergerak di Lebak, 40 Keluarga Mengungsi karena Curah Hujan Tinggi