TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Teknik dan Digital PT Transportasi Jakarta ( atau Transjakarta Mohamad Indrayana menyampaikan empat alasan penentuan 46 halte bus yang lebih dulu direvitalisasi. Parameter pertama soal membeludaknya kapasitas penumpang.
"Halte-halte yang memang sudah tidak (bisa) menampung lagi pelanggan, itu yang nomor satu kami dulukan," kata dia saat konferensi pers di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Rabu malam, 13 April 2022.
PT Transjakarta akan mulai merevitalisasi 46 halte bus pada 15 April 2022. Revitalisasi ini terdiri dari pengubahan 4 halte ikonik, 4 halte terintegrasi, dan sisanya halte biasa. Total anggarannya Rp 600 miliar.
Alasan kedua adalah usia halte sudah tua. Menurut Indrayana, ada bangunan halte yang usianya di atas 10 tahun dan dapat membahayakan keamanan penumpang.
Ketiga, memprioritaskan halte bus yang terintegrasi dengan moda transportasi lain, seperti stasiun MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan KRL Jabodetabek. Sebab, pemerintah DKI Jakarta fokus mengajak warga naik transportasi publik dan mudah berpindah moda.
Dalam revitalisasi tahap awal ini terdapat empat halte integrasi, yaitu Halte Cikoko Stasiun Cawang, Halte Stasiun Jatinegara 2, Halte Kebon Pala, dan Halte Juanda.
Keempat halte yang berlokasi di pusat keramaian kota, baik pasar, terminal, atau sekolah.
Indrayana menyebut, sebenarnya pemerintah DKI menugaskan untuk merevitalisasi seluruh halte bus transjakarta. Akan tetapi, prioritas halte yang direvitalisasi mengacu pada kebutuhan.
"Jadi ada halte yang memang sudah membeludak pelanggannya. Ini harus kami akomodir dari sekarang," ujar dia.
Baca juga: Halte Bus yang Direvitalisasi akan Jadi Aset PT Transjakarta