Soal Ade Armando, Karna mengatakan sebenarnya juga bukan bentuk penghinaan atau pelecehan.
"Saya luruskan, postingan tersebut sebenarnya keprihatinan saya pada peristiwa yang menimpa Ade Armando saat demonstrasi mahasiswa 11 April lalu," kata Karna.
Karna mengatakan keprihatinannya karena melihat sosok Ade Armando sebagai pakar komunikasi telah gagal memahami situasi emosional yang tengah berkembang di masyarakat.
"Sehingga yang bersangkutan mengalami peristiwa pengeroyokan di tengah-tengah demonstrasi tersebut," kata Karna.
Karna dalam unggahannya meminta warganet mengembalikan celana Ade Armando agar bisa dipakai lagi untuk mengajar.
"Namun oleh sebagian fans Ade Armando unggahan saya dipersepsikan sebagai bentuk penghinaan," kata dia.
Karna yang juga dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM itu mengatakan tak menutup kemungkinan melaporkan pihak pihak yang berusaha menggoreng postingannya.
"Kalau dihujat saya tidak masalah, tapi kalau mengarah pencemaran nama baik, harus kami polisikan," kata dia.
Terlepas dari apa yang telah terjadi, Karna menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar UGM almamaternya.
"Saya juga minta maaf kepada khalayak publik yang oleh sebab postingan di Facebook tersebut, telah membawa nama UGM secara tidak langsung ke dalam kegaduhan," kata dia.
Baca juga: Guntur Romli Laporkan Guru Besar UGM ke Polda Metro Jaya
PRIBADI WICAKSONO