TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji akan mengaktifkan tim khusus Satgas Air Bersih jika terjadi krisis air akibat musim kemarau. Dia mengingatkan dampak dari kemarau dapat menyebabkan krisis air bersih.
“BPBD akan terus memantau perkembangan kondisi meteorologis dalam memasuki musim kemarau ini. Tim khusus dapat sewaktu-waktu diaktifkan,” ujar dia dalam keterangannya pada Selasa, 10 Mei 2022.
Menurut data BPBD DKI, dalam rentang waktu lima tahun terakhir (2017-2021), musim kemarau memberikan dampak kekeringan. Bahkan pada September 2019, pemerintah daerah membentuk Satgas Air Bersih untuk memastikan pasokan air bersih tersedia bagi masyarakat.
Saat ini BMKG memperkirakan curah hujan akan berada pada kondisi Atas Normal, yakni curah hujan musim kemarau lebih tinggi. Sedangkan, puncak musim kemarau diprakirakan terjadi pada bulan Juli-September 2022.
Isnawa telah berkoordinasi dengan para Wali Kota dan Bupati untuk menghitung kebutuhan air bersih. Termasuk juga dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan PD PAM Jaya.
“Sinergi dan koordinasi antar lembaga dan stakeholders terus kami perkuat dalam mengantisipasi hal tersebut,” katanya
Koordinasi tersebut dilakukan untuk mengantisipasi dampak kekeringan akibat musim kemarau. “Kami menyiagakan Instalasi Pengolahan Air (IPA) mobile dan juga mobil-mobil tangki air agar siap memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga Jakarta saat terjadi kekeringan,” tutur dia.
Mengenai seberapa banyak stok air bersih, Isnawa mengaku tidak mengetahui detail jumlahnya. Menurut dia informasi tersebut bisa dikonfirmasi ke pihak PD PAM Jaya.
BPBD juga menghimbau agar masyarakat menghemat penggunaan air bersih di masa kemarau ini. Caranya, mematikan keran jika tidak dipakai, memastikan tidak adanya kebocoran pada peralatan pipa, keran dan penampungan air. “Bijak dalam penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga dan menampung air hujan,” ujar Isnawa.
Baca juga: Musim Kemarau, Kepala BPBD DKI Sebut 15 Kecamatan Rawan Krisis Air Bersih