TEMPO.CO, Jakarta - Ketua PSI DKI Michael Victor Sianipar memastikan pihaknya akan tetap kritis meski Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lengser dan digantikan oleh penjabat atau Pj Gubernur. Dia menjelaskan hal itu memang menjadi beban dan pekerjaan rumah berikutnya, karena Pj Gubernur merupakan orang yang dipilih Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
“Kalau saat Pj Gubernur PSI tidak kritis ya mati kita. Jadi enggak mungkin enggak kritis. Pj ini orangnya Jokowi sudah pasti. Sementara kita pendukung dan loyalisnya Jokowi, kita sih berani-berani saja, harus berani kalau Jakarta,” ujar dia saat berkunjung ke Gedung Tempo, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Juni 2022.
Michael mengatakan, tahun 2022 ini, dengan adanya pejabat pengganti Anies Baswedan, bisa menjadi momentum bergesernya PSI DKI dari oposisi menjadi partai pro pemerintah. Dengan harapan, kata dia, tahun 2024 nanti, bisa jadi partai penguasa di Jakarta.
Namun, partainya di DKI akan tetap dan harus kritis terhadap Pj Gubernur. “Misalnya, oh sekarang pendukung pemerintah di Jakarta, tapi masih ada masalah banjir dan macet lagi, ya harus tetap dikritisi,” katanya.
Karena, kata dia, jika tidak kritis jadinya membuat PSI DKI seperti partai yang tidak konsisten. Ditambah lagi pemilih PSI adalah orang kelas menengah yang kritis, sehingga jika mereka melihat partai yang didukungnya tidak konsisten dan kritis bisa jadi beralih pilihannya.
“Itu PR apakah PSI Jakarta sudah punya jawabannya atau belum. Kita sambil berjalan saja,” tutur Michael.
Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo senada dengan Michael. Dia memastikan bahwa PSI DKI akan selalu menjaga sikap kritisnya terhadap siapa pun, termasuk ke Pj Gubernur pengganti Anies Baswedan.
“Karena kita mencoba membangun narasi politik yang positif bahwa mengkritik itu kan bukan berarti kita berlawanan, begitu pula terhadap Pak Anies,” kata dia.
Bahkan, Anggara berujar, dia adalah salah satu anggota dewan yang pertama mengucapkan selamat atas keberhasilan dalam pembangunan Jakarta International Stadium atau JIS. Selain itu, meski banyak mengkritik soal Formula E, dia dan Michael juga ikut menonton ajang balap mobil listri itu.
Tujuannya, kata Anggara, untuk mengucakan selamat, karena ketika melihat dari perspektif menjalankan acaranya itu berhasil. “Tapi kan masih ada banyak PR lanjutan yang harus dikerjakan,” tutur Anggara.
Baca juga: PSI DKI Sebut Sikap Giring dkk Jadi Beban dan Memberatkan