Menjemput Asa dalam Penjara
Karena mengikuti kuliah di Kampus Kehidupan, Asep akhirnya pindah dari Rutan Salemba ke Lapas Kelas II Pemuda Tangerang. Dia mengaku sengaja mengambil jurusan Fakultas Pendidikan Agama Islam karena bercita-cita menjadi guru agama setelah bebas dari penjara nanti. "Saya ingin menjadi orang baik. Berharap selepas dari penjara ini benar-benar berguna," kata Asep tentang pilihan ingin menjadi guru Agama Islam.
Asep merasakan perubahan besar terjadi pada dirinya selama dalam penjara tersebut. Ia mulai sadar dan mengambil hikmah dari pengalaman buruk yang menggiringnya ke dalam jeruji besi itu. "Dalam Lapas ini begitu banyak kegiatan dan fasilitas yang lengkap, saya bisa kuliah, pesantren, berlatih seni hingga bela diri," kata Asep yang meraih juara MMA antar mahasiswa belum lama ini.
Dengan aktivitas yang padat tersebut, Asep bercerita bisa sedikit melupakan kerinduan dengan orangtua dan keluarga yang tak bisa menjenguknya selama pandemi Covid-19.
Asep Anjana, mahasiswa Kampus Kehidupan Lapas Pemuda Tangerang. TEMPO/Joniansyah Hardjono
Ahmad Sobari, 35 tahun, mahasiswa lainnya mengatakan Kampus Kehidupan dalam penjara itu memberikan jalan dan ilham baginya untuk menjadi pendakwah. "Saya punya dasar sekolah pesantren sebelumnya, alhamdulillah dalam Lapas ini saya bisa kuliah dengan jurusan yang saya inginkan," ujar Ahmad yang divonis 8 tahun karena kasus asusila.
Warga Poris Plawad, Kota Tangerang ini mengaku masuk ke dalam Lapas tersebut pada 2020 lalu dan kini sudah semester IV Fakultas Pendidikan Agama Islam di Kampus Kehidupan.
Asep dan Ahmad adalah dua dari 123 narapidana yang kuliah di Kampus Kehidupan itu. Kampus ini berada di Blok F Lapas Pemuda. Terletak di gedung berdekatan dengan dapur bersih. Adapun bangunan memanjang di Blok F, tepatnya berseberangan dengan dapur bersih merupakan blok hunian yang dihuni para mahasiswa Kampus Kehidupan.
Dalam lingkungan kampus ini dilengkapi berbagai fasilitas seperti perpustakaan, laboratorium komputer, ruang perkuliahan dan lainnya. Para mahasiswa bisa fokus belajar tanpa terganggu dengan narapidana non mahasiswa lainnya. "Semua gratis, biaya kuliah, hingga alat tulis," kata Asep.
Selanjutnya: Demi mengubah citra penjara