Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bir Pletok, Ondel-ondel, dan Geliat Para Perawat Tradisi Betawi

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Bahan rempah untuk membuat bir pletok dalam Pameran Kuliner Betawi Tempo Doeloe Setu Babakan, Minggu, 23 Juni 2019. TEMPO | Bram Setiawan
Bahan rempah untuk membuat bir pletok dalam Pameran Kuliner Betawi Tempo Doeloe Setu Babakan, Minggu, 23 Juni 2019. TEMPO | Bram Setiawan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Aroma semerbak rempah begitu terasa ketika memasuki rumah produksi minuman tradisional yang dikelola Abdul Mutakin di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ada aroma jahe, cengkih, hingga kapulaga di dalam rumah bercat kuning yang dinamakan Rumah Produksi Bir Pletok Bang Isra.

Di rumah produksi yang berada di tengah kediaman bergaya Betawi itu, Abdul bersama kakak-kakaknya menjalankan usaha keluarga, meracik bir pletok khas Betawi. Dibantu enam orang pekerja, ia memproduksi minuman tradisional penghangat tubuh itu sejak 2017.

Para pekerja itu adalah ibu-ibu rumah tangga di sekitar rumahnya yang digandeng untuk menghidupkan usaha skala mikro tersebut. Mereka berbagi tugas, ada yang meracik rempah, memasak hingga mengemas minuman berwarna merah itu menjadi dua ukuran, ada yang berukuran 250 mililiter dan 600 mililiter.

Untuk sekali produksi, ia membutuhkan sekitar 10 kilogram jahe yang dipasok dari Pasar Induk Kramat Jati dan bahan rempah lain yang jumlahnya kurang dari satu kilogram. Rata-rata per hari, ia mampu memproduksi sekitar 500 botol bir pletok tanpa pengawet, dengan rata-rata produksi tiga kali dalam satu minggu. Adapun nama Bang Isra diambil dari nama almarhum sang kakak yang menginisiasi pengembangan kuliner khas Betawi melalui usaha keluarganya.

Sebagai putra Betawi asli, Abdul ingin berkontribusi untuk melestarikan budaya Bir Pletok yang menjadi salah satu ciri khas Jakarta. Kehadiran berbagai merek minuman hingga aneka kopi gaya milenial tidak menyurutkan niatnya untuk mengembangkan bir pletok.

Ia yakin bir pletok terus diminati karena dari sisi produksi, bahan baku berupa rempah cukup mudah didapatkan sehingga bisa tetap berjalan agar keberadaannya tetap eksis. Awalnya, minuman itu diproduksi hanya sebatas acara keluarga dan kerabat atau hanya hadir di kegiatan seremonial atau pameran seperti Pekan Raya Jakarta (PRJ).

Dengan produksi berkelanjutan, ia pun memasok bir pletok di sejumlah titik di antaranya kawasan wisata budaya Setu Babakan, restoran hingga tempat publik seperti stasiun kereta di Tebet, Jakarta Selatan. "Rasa tanggung jawab kami terhadap budaya Betawi itu tetap ada, faktor ekonomi juga tetap kami jalani sehingga berimbang," kata bapak dua anak itu.

Bir pletok merupakan minuman tradisional yang sejatinya tidak mengandung alkohol, alias tidak memabukkan. Rempah yang diracik menjadi bir pletok semua rempah yang biasa ditemukan di Tanah Air yakni jahe, cengkih, serai, biji pala, kapulaga, kayu manis, kayu secang, daun pandan, daun jeruk, lada, cabai jawa, dan gula. Minuman tradisional itu dipercaya memiliki khasiat untuk menghangatkan tubuh dan menjaga daya tahan tubuh.

Ikon Betawi
Selain bir pletok, ada juga ikon Betawi lainnya yakni kerak telor. Makanan legenda itu bisa dikatakan memiliki nasib hampir serupa dengan bir pletok yang berupaya tetap eksis di tengah gempuran kuliner Barat dan kekinian.

Kuliner yang terbuat dari bahan utama ketan, telor, dan serundeng itu kerap menjadi incaran masyarakat yang rindu dengan makanan tradisional Jakarta. Penyajian sederhana dan cara memasak menggunakan arang dalam tungku menjadikan makanan khas Betawi itu unik.

Meski begitu, tidak banyak tempat dan penjual ditemukan secara merata di Ibu Kota yang menghadirkan kerak telor. Biasanya, kerak telor dijual secara individu oleh pedagang keliling atau di beberapa titik saja yang bisa dihitung jari.

Selain itu, panganan tersebut biasanya ada ketika hajatan hingga festival atau pameran yang diadakan pemerintah seperti PRJ. Yusuf Saepudin merupakan satu dari sejumlah pedagang kerak telor yang hadir di ajang pameran terbesar di Indonesia itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia mengaku meneruskan tradisi sang kakek yang melestarikan makanan kerak telor. Kini, ia tetap eksis menjajakan kerak telor di kawasan Banjir Kanal Timur (BKT) Duren Sawit, Jakarta Timur agar masyarakat tidak lupa dengan makanan khas Betawi. 

Selain kuliner, ada juga ondel-ondel yang juga ikon budaya Betawi. Serangkaian HUT ke-495 DKI Jakarta, sejumlah seniman ikut berpartisipasi memeriahkan hajatan, dengan menampilkan kreasi sepasang boneka besar khas Betawi itu.

Seniman Suprayogi merupakan salah satu pegiat ondel-ondel dari Jagakarsa, Jakarta Selatan yang hampir tiap tahun memamerkan kreasinya. Pada hajatan HUT DKI, ia akan memamerkan 12 boneka yang terbuat dari anyaman bambu itu di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 19 Juni 2022.

Suprayogi mengharapkan melalui pameran itu masyarakat lebih mengenal ondel-ondel secara utuh sehingga berkembang ke arah lebih positif demi pelestarian budaya Jakarta. Seniman yang menggeluti ondel-ondel sejak 1999 itu menilai pameran khusus tersebut akan menjadi wadah melestarikan seni dan budaya asli masyarakat Betawi.

Dukungan eksistensi
Bir pletok, kerak telor dan ondel-ondel adalah ikon budaya Betawi yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Nomor 11 tahun 2017 tentang Ikon Budaya Betawi. Selain ketiga ikon itu, lima ikon budaya Betawi lainnya yakni kembang kelapa, ornamen gigi balang, baju sadariah, kebaya kerancang, dan batik Betawi.

Dalam Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi, penyelenggaraan pelestarian juga meliputi delapan ikon budaya Betawi tersebut disamping soal kepurbakalaan, film, museum, sejarah hingga sastra. Pelestarian kebudayaan Betawi menjadi krusial di tengah modernitas masyarakat Jakarta.

Sebagai wadah berkumpulnya masyarakat Betawi, Badan Musyawarah (Bamus) Betawi juga memegang kunci untuk mendukung pelestarian budaya Jakarta.

Ketua Umum Bamus Betawi Riano P Ahmad menjelaskan organisasinya memberikan dukungan pelestarian kebudayaan Betawi di antaranya fasilitasi seniman, perajin dan UMKM melalui pelatihan digital. Selain itu, untuk memberikan perlindungan mereka diajak mendirikan koperasi Betawi yang tujuan akhir semuanya adalah untuk budaya Betawi lestari dan terjaga, agar bisa terus berkelanjutan.

Baca juga: Barang Antik dari Pasar Unik di Sudut DKI Jakarta

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

4 hari lalu

Foto aerial kondisi polusi udara di kawasan Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu, 13 Desember 2023. Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Rabu, konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) di Jakarta sebesar 41 mikrogram per meter kubik dan berada di kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif karena polusi. ANTARA/Iggoy el Fitra
Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

Jakarta hanya satu level di bawah Delhi (India).


Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

7 hari lalu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dok. Instagram smindrawati
Sri Mulyani Diusulkan Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta, Bagaimana Tanggapannya?

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) DKI mengusulkan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai calon Gubernur DKI Jakarta.


Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

8 hari lalu

Seorang pasien ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa) memasukkan surat suara ke kotak saat simulasi Pemilu 2024 di Pondok Rehabilitasi Sosial Zamrud Biru, Mustikasari, Bekasi, Jawa Barat, Selasa 13 Februari 2024. Simulasi ini untuk memberikan edukasi kepada pasien ODGJ yang memiliki DPT (Daftar Pemilih Tetap) dan berdasarkan data KPU Kota Bekasi terdapat 1.095 ODGJ yang memilki hak suara pada Pemilu 2024. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah
Daftar Pemilihan Gubernur yang Digelar pada Pilkada 2024, Mengapa Yogyakarta Tak Termasuk?

Pilkada 2024 akan dilaksanakan pada November 2024 di semua provinsi di seluruh Indonesia, kecuali Daerah Istimewa Yogyakarta. Apa alasannya?


Jakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur

8 hari lalu

Ilustrasi Cuaca DKI Jakarta yang berawan. Tempo/Tony Hartawan
Jakarta Diperkirakan Cerah Berawan Rabu Pagi hingga Sore, kecuali Jakarta Selatan dan Timur

Cuaca diperkirakan masih cerah berawan pada siang hari, kecuali Jakarta Selatan.


Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

9 hari lalu

Ilustrasi Cuaca DKI Jakarta yang berawan. Tempo/Tony Hartawan
Mayoritas Jakarta Diprakirakan Berawan, Hujan Ringan Malam Hari

Seluruh wilayah DKI Jakarta diprakirakan cerah berawan pada pagi harinya dan sebagian besar berawan pada siang hari.


Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

20 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi saat rapat paripurna HUT DKI Jakarta, Kamis, 22 Juni 2023. ANTARA/Walda
Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.


AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

21 hari lalu

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Tempo/Pribadi Wicaksono
AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.


Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

21 hari lalu

Gedung bioskop Menteng di Jakarta, 1984. Dok. TEMPO/Nanang Baso
Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.


Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

22 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta, Prasetyo Edi Marsudi berjalan usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Senin, 10 April 2023. Prasetyo diperiksa sebagai saksi dalam tindak pidana korupsi terkait pengadaan tanah di kelurahan Pulo Gebang Kecamatan Cakung Jakarta Timur, tahun 2018-2019. TEMPO/Imam Sukamto
Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.


Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

23 hari lalu

Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil DKI Jakarta Budi Awaluddin saat menghadiri rapat koordinasi daerah lintas perangkat daerah bidang sosial, kependudukan dan pencacatan sipil 2024 terkait masalah kependudukan dan kemiskinan di Jambi, Kamis (7/3/2024). ANTARA/HO-Disdukcapil DKI Jakarta
Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

Dukcapil DKI Jakarta telah mengumumkan bahwa sebanyak 92.432 NIK akan dinonaktifkan karena berbagai faktor.