TEMPO.CO, Jakarta - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) berencana mendirikan anak usaha. Tujuannya agar PT Transjakarta itu tak lagi menjadi pengusaha bus, tapi fokus pada manajemen transportasi.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transjakarta Anang Rizkani Noor mengatakan, perusahaannya saat ini memiliki 800 bus. Ke depannya, bus-bus tersebut akan dikelola anak usaha.
Baca Juga:
"Ini tadinya kan merupakan kritik dari para operator, (katanya) tidak fair masa Transjakarta juga punya bus," kata dia saat berkunjung ke kantor Tempo, Palmerah, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Juli 2022.
Anak usaha PT Transjakarta akan menjadi operator bus yang bersaing dengan mitra BUMD DKI itu. Saat ini, PT Transjakarta bekerja sama dengan 17 operator bus.
Anak usaha tersebut nantinya dapat melakukan pengadaan bus, termasuk kendaraan bertenaga listrik. PT Transjakarta menargetkan penyediaan 100 bus listrik tahun ini. Seluruh armada Transjakarta ditargetkan berganti menjadi kendaraan listrik pada 2030.
Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Anang Rizkani Noor (kemeja biru) saat mengunjungi kantor Tempo, Palmerah, Jakarta Selatan, Kamis, 14 Juli 2022. TEMPO/Lani Diana
Anang menerangkan, rencana pembentukan anak usaha bermula dari kritik para operator. Operator, dia melanjutkan, merasa tidak adil apabila PT Transjakarta memiliki aset berupa bus.
"Jadi ya sudah kami juga memang arahnya ke sana supaya nanti Transjakarta menjadi manajemen pengelolaan bus, maka itu (800 bus) akan di spin off dan itu lebih akuntabel," jelas dia.
Dia tak merincikan target pembentukan anak usaha. Yang pasti, PT Transjakarta segera meluncurkan perusahaan baru. Anang menuturkan pendirian anak usaha juga harus dibicarakan dengan DPRD DKI Jakarta.
Baca juga: Transjakarta Akan Komersialkan Halte Bus, Menjual Penamaannya ke Perusahaan