2. Anies Baswedan Klaim Telah Tuntaskan Janji Politik, Pakar: Strategi Komunikasi
Di penghujung masa jabatannya, Anies Baswedan gencar meresmikan berbagai proyek yang diklaim sebagai janji politik saat kampanye sebagai Gubernur DKI Jakarta. Melihat hal ini, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin menilai langkah Anies sebagai strategi komunikasi.
“Soal itu kampanye atau bukan, saya lihat kalau kampanye ada masanya, waktunya ditentukan oleh KPU. Mungkin bagian daripada strategi komunikasi karena bercita-cita ingin nyapres atau sosialisasi dari program-programnya bisa mendapat sambutan positif di mata publik,” kata Ujang kepada Tempo, Ahad, 28 Agustus 2022
Ia menilai apa yang dilakukan Anies saat ini sebagai kesempatan untuk menarik perhatian publik dan harus dilakukan jika berkeinginan mencalonkan diri sebagai capres.
“Saya melihat suka tidak suka harus dilakukan Anies sebagai bagian dari, ibaratnya sosialisasi untuk kepentingan dia sebagai capres di kemudian hari. Itu tidak bisa dihindari karena figur Gubernur yang ingin menjadi capres pasti akan dinilai dari kinerjanya dan dinilai dari kedekatannya dengan rakyatnya,” kata Ujang.
Anies Baswedan Harus Bergerak Meraih Simpati Publik
Jika kinerja Anies sebagai Gubernur DKI bagus, ujar Ujang, tapi tidak pernah menyapa dan dekat dengan rakyat akan menjadi penghambat dalam meraih simpati publik yang dibutuhkan untuk maju sebagai capres.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai meresmikan 12 rumah susun sederhana sewa alias rusunawa dengan total 33 tower dan 7.421 unit di Rusunawa Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis, 18 Agustus 2022. TEMPO/Lani Diana
“Tentu sulit untuk bisa mendapatkan simpati dari publik, termasuk sulit untuk mendapatkan elektabilitas yang tinggi. Jadi, suka tidak suka, Anies harus bergerak, datang menyapa baik warga Jakarta maupun warga-warga lainnya di seluruh Indonesia. Saya melihat ini bagian daripada strategi semua capres/cawapres, termasuk Anies,” ujarnya.
Ujang berpendapat klaim Anies telah menuntaskan seluruh janji kampanyenya adalah hal wajar untuk bisa mendapatkan jabatan yang lebih tinggi.
“Itulah namanya politik ketika punya keinginan untuk loncat ke jabatan yang lebih tinggi harus membanggakan prestasinya, harus mendekati publik karena publik sebagai pemilih,” kata Ujang.
Ketika jabatan Gubernur habis, kata dia, akan sulit bagi Anies Baswedan untuk melakukan interaksi dengan masyarakat secara langsung. “Perlu panggung-panggung lain untuk mendekati warga Jakarta maupun warga lainnya ketikan berkeinginan menjadi capres,” ucapnya.
Selanjutnya BEM UI soroti harta kekayaan Rektor UI Ari Kuncoro naik Rp 35 miliar dalam 3 tahun...