"23 kecamatan yang ada di Kabupaten Bekasi kami waspadai, semuanya sudah pernah terjadi kasus flu burung," kata Rudi, kepada Tempo.
Dalam sepekan terakhir, sudah ada 23 ekor ayam mati mendadak di Kampung Sukamantri, Desa Suka Raya, Kecamatan Karang Bahagia, Bekasi. Delapan ekor ayam yang diambil sampel, hasil rapid test dinyatakan positif.
Tim Penanggulangan Flu Burung Kabupaten Bekasi juga menemukan dua ekor ayam mati mendadak di Desa Cinyosok dan Burangkeng, Kecamatan Setu. Hasil rapied test menyatakan unggas tersebut positif avian influenza. Potensi penyebaran flu burung pada unggas ini ada dibeberapa wilayah, di antaranya, Cicau, Kecamatan Cibarusah, Sukatani, Sukakarya, Kedungwaringin, dan Kecamatan Cabangbungin. "Sebaran Penyakit diseluruh kecamatan di Bekasi sebenarnya sudah terpapar," katanya.
Anggota Tim Penangulangan Flu Burung Heru Hermawan, mengatakan tuigas mereka adalah memutus mata rantai penyebaran virus dari unggas ke manusia. Cara kerjanya, menginvestigasi adanya transmisi kontak antara manusia dengan unggas positif, melakukan suspek dini dengan pemberian obat tamiflu, dan melakukan penyomprotan disinfektan untuk membunuh kuman dari unggas. "Setiap kali ada kasus kematian pada unggas kami langsung turun tangan," katanya.
Tetapi, Heru melanjutkan, angka serangan kasus pada unggas yang tinggi tidak mesti berkorelasi pada angka serangan pada manusia. "Ada daerah yang angka kematian unggasnya tinggi tapi tidak timbul kasus pada manusia,".
Virus H5N1 mudah berkembang biak pada musim hujan karena udara lembab, dan bertahan 30 hari pada bangkai dan kotoran unggas. Jika tertular kepada manusia, pengobatan efektif dilakukan dua hari sebelum masa inkubasi.
HAMLUDDIN