Untuk CP 202 (Stasiun Harmoni-Mangga Besar-Sawah Besar) telah mencapai 7,527 persen dengan cakupan pekerjaan meliputi manajemen rekayasa lalu lintas (traffic diversion) tahap 1.1 dimulai sejak 18 Agustus. Pengerjaan CP 202 juga meliputi relokasi dan penanaman kembali pohon kompensasi terdampak, pekerjaan archeological test pit, pekerjaan test pit utilitas, dan persiapan pekerjaan halte bus sementara.
“Pascapenandatanganan paket kontrak (contract package) CP 203 (Stasiun Glodok dan Kota) pada 20 April tahun lalu, pekerjaannya pun sudah mulai dilakukan dan berjalan sesuai jadwal,” kata dia.
Per 25 Oktober 2022, perkembangan CP 202 sudah mencapai 18,9 persen dengan pekerjaan di Stasiun Glodok meliputi melanjutkan pekerjaan pembuatan D-Wall. Di Stasiun Kota, meliputi pekerjaan pembangunan tiang penyangga sementara (king post), pengangkatan sebagian temuan saluran air kuno Batavia, dan persiapan pekerjaan dinding stasiun (D-Wall).
Pengadaan CP 205 railway systems and trackwork (sistem perkeretaapian dan rel); 206 rolling stock (ratangga), dan CP 207 automatic fare collection (sistem pembayaran) masih berjalan sesuai jadwal.
Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI-Harmoni yang ditargetkan selesai pada Maret 2025, dan segmen dua Harmoni-Kota yang ditargetkan selesai pada Agustus 2027.
“Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan,” ujarnya.
Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp 25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.
Berbeda dengan fase 1, fase 2 dibangun sekaligus dengan membangun kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit oriented development).
Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, tetapi kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi public, sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.
Baca juga: Dirut MRT Jakarta Mendadak Diganti, Politikus PDI Perjuangan Singgung Era Anies Baswedan