TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan penambahan jumlah kendaraan di Ibu Kota yang begitu masif, terutama kendaraan roda dua menjadi salah satu penyebab angka kemacetan meningkat.
"Sebagai ilustrasi saja, di 2020-2021 jumlah penambahan kendaraan bermotor di Jakarta itu lebih kurang 600 ribu," kata Syafrin di Pendopo Balai Kota, Rabu, 5 April 2023.
Dia mengatakan penambahan kendaraan di dominasi oleh kendaraan roda dua, yaitu sekira 500-an ribu.
"Artinya, memang di sisi lain ekonomi masyarakat membaik pascapandemi, tetapi kita juga mengimbau masyarakat untuk mari kita gunakan layanan angkutan umum yang sudah dibangun," ujarnya.
Selain penambahan jumlah kendaraan, kapasitas jalan Jakarta juga berpengaruh. "Kapasitas jalan kita itu penambahannya kurang dari 0,01 persen setiap tahun," kata dia.
Sebelumnya, Syafrin Liputo mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kemacetan, di antaranya pembangunan LRT Jakarta Fase 1B yang dinilai akan menyelesaikan masalah kemacetan Ibu Kota untuk jangka menengah.
Menurut dia, kereta layang rute Velodrome-Manggarai itu akan menjalani tes fungsi atau test commissioning pada triwulan III 2024.
"Memang target kami di Triwulan III tahun depan itu akan ada commissioning terhadap operasional LRT Jakarta dari Velodrome ke Manggarai," kata dia pada Kamis, 30 Maret lalu.
Dinas Perhubungan DKI juga menambah lokasi penutupan u-turn atau titik putar balik dari 27 menjadi 32. Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo mengatakan, titik u-turn ditambah untuk mengurangi angka kemacetan Ibu Kota yang dinilai semakin tinggi.
"Sekarang itu sudah menjadi 32 titik u-turn," kata dia.
Penutupan u-turn ini tersebar di lima wilayah DKI Jakarta. Rinciannya adalah lima titik di Jakarta Pusat, delapan titik di Jakarta Selatan, tiga titik di Jakarta Utara, delapan titik di Jakarta Timur, dan delapan titik di Jakarta Barat.
Pilihan Editor: Jokowi: Jakarta Pagi Macet, Siang Macet, Sore Macet, Malam Macet