Hanya bisa lantunkan doa agar selamat
Ketegangan, lanjutnya semakin menjadi saat bus mulai terperosok ke jurang. Saat itu sebagian orang hanya melantunkan doa agar bisa selamat dalam kecelakaan ini.
"Glosor sama guling-guling udah beledak beleduk langsung ke kali itu kan. Teriak yang di luar juga teriak sudah ngejar-ngejar gitu," ujarnya.
Bus pun terhenti, suara air menggericik mulai memasuki bus bermuatan 40 orang lebih itu. Pecahan kaca mengubah kebisingan dengan rasa sakit.
Dirinya yang mampu berdiri mencoba menolong beberapa korban lainnya yang tak berdaya. Dengan muka berlumuran darah Kahoy tetap tegar menolong penumpang lainnya. Namun tak banyak yang ia lakukan saat itu.
Warga bantu warga
Beruntung warga sekitar dibantu para pengunjung wisata Guci lainnya dengan cepat memberi upaya pertolongan. Kahoy pun mencoba keluar dari dalam bus yang sudah terguling di dasar sungai itu dengan bantuan yang lain.
"Saya keluar sempat saya narik-narik orang yang di air, takutnya orang tenggelam, saya minta tolong gitu, ditolong sama orang yang di atas itu banyak," ujarnya.
Hingga saat ini Kahoy hanya dapat berbaring lemah di kamar RSU Serut ditemani sang anak. Namun dirinya masih khawatir lantaran sang istri juga masih dirawat dan dalam kondisi lebih parah darinya di RSU Tangerang Selatan.
"Kondisi saya sudah membaik, ini saya diikat di punggung belakang memar, sama di sini benturan, jidat saya berapa ya jahitannya lima kalau enggak salah," ujarnya.