Sementara ini polisi menduga pembunuhan ini karena urusan utang-piutang. "Kemungkinan, jadi kemungkinan ya, karena yang diduga pelaku juga memiliki masalah ekonomi, masalah utang, jadi kita masih mencari, karena banyak juga orang-orang yang merasa diutangi, namun semua sudah dibayarkan, kita masih coba cek lagi dari yang lain," katanya.
Tentang alat kelamin korban yang hilang, Yogen mengatakan hasil resminya dan hasil dari RS Polri Kramat Jati masih belum keluar. "Kita masih tanyakan, masih belum keluar yang lengkapnya, mungkin dokter juga masih harus menyamakan untuk kondisi korban dengan penyebab kematian, jadi kita masih menunggu dari hasil forensik, jadi kita harus tanya lagi lengkapnya," ujarnya.
Sidik Jari Korban Hanya Terbaca 60 Persen
Yogen mengatakan kepolisian kesulitan memastikan identitas korban karena hanya 60 persen sidik jari mayat pria itu yang bisa dilihat. Sebagian sidik jari rusak karena kondisi mayat yang sudah lama, akibatnya jari korban sudah menggembung banyak cairan.
"Sehingga harus kita bekukan dengan teknologi khusus, namun yang terbaca hanya 60 persen," katanya.
Untuk mencocokkan sidik jari korban, polisi memasukkan data sidik jari itu ke dalam sistem. Ada beberapa orang yang hampir mirip dengan pola sidik jari korban. "Namun, setelah kita crosscheck, 8 orang ini semua masih hidup," sambung Yogen.
Sampai saat ini, kata Yogen, belum ada laporan orang hilang dan sesuai dengan ciri-ciri korban, baik kecocokan dari tinggi badan dan kemungkinan usia korban dari 49-66 tahun. "Sampai sekarang belum ada," ucap Yogen.
Selanjutnya terduga pelaku dalam kasus mayat tanpa busana di Depok punya banyak utang...