TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Welfizon Yuza mengatakan bus Transjakarta berbahan bakar minyak atau BBM akan dikonversikan menjadi bertenaga listrik sebagai bentuk peremajaan. Menurut dia, pengalihan mesin ini akan dimulai pasca masa kontrak kerja sama dengan operator bus habis.
“Nanti akan dikonversi begitu yang habis (kontrak), kontrak barunya itu akan menggunakan bus listrik,” kata dia saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa, 13 Juni 2023.
Welfizon berujar konversi mesin ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan net zero emissions pada 2060. BUMD DKI itu mulai menggencarkan penggunaan bus listrik sejak 2022.
PT Transjakarta, tutur Welfizon, telah mengoperasikan 30 bus listrik selama lebih kurang 14 bulan dengan total jarak perjalanan dua juta kilometer. Bus ini melayani rute Bundaran Senayan-Senen, Tebet-Bundaran Senayan, dan Tanahabang-Blok M dengan persentase keberhasilan operasional mencapai 99,6 persen.
“Lebih kurang ada 10 juta ridership (penumpang) warga Jakarta yang sudah diangkut dengan menggunakan bus listrik,” ucap dia.
Pengadaan dan pengoperasian bus listrik ini, lanjut Welfizon, adalah bentuk partisipasi menyukseskan Perjanjian Paris atau Paris Agreement dan implementasi Instruksi Gubernur DKI Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara.
“Dengan dasar itu, kami memulai langkah inisiatif untuk melakukan piloting 100 bus listrik yang alhamdulillah hari ini sudah kami jalankan sebanyak 30 bus,” jelasnya.
Pilihan Editor: Biaya Beli Bus Listrik Mahal, Transjakarta Minta Insentif Lebih dari Pemprov DKI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.