TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Jokowi menunjuk Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk memimpin penanganan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya, pada Senin, 28 Agustus 2023.
Penanganan polusi udara butuh waktu
Luhut Binsar Panjaitan yang telah ditunjuk sebagai Ketua Satgas Penanganan Polusi Udara Jabodetabek meminta berbagai pihak tidak saling menyalahkan. Menurut Luhut yang sudah diserahi berbagai tugas negara itu mengatakan penyelesaian masalah polusi udara ini memerlukan waktu dan tidak bisa dituntaskan dalam waktu sekejap
"Kita tak perlu saling salahkan, karena ini enggak akan selesai sebulan, dua bulan, it takes 3 months atau bahkan 1 tahun baru bisa diselesaikan," kata Luhut di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat, 1 September 2023.
Kendala penanganan polusi udara versi Luhut
Luhut mengatakan terdapat sejumlah kendala dalam penanganan polusi udara di Jakarta dan kota-kota sekitarnya, salah satunya adalah minimnya potensi hujan dalam beberapa waktu ke depan. Padahal, menurut Luhut, salah satu strategi penanganan polusi adalah dengan membuat hujan buatan. Namun, strategi tersebut memerlukan awan hujan yang terbentuk secara alami.
"Masalahnya adalah hujan tidak ada, nanti bulan ini cuman ada besok, tipis kemungkinan hujan buatan karena harus ada potensi hujannya itu," kata Luhut.
Potensi hujan selanjutnya, kata Luhut, hanya ada pada tanggal 8 dan 9 September saja. Setelah itu Indonesia masih akan mengalami kemarau panjang dan tidak ada potensi hujan.
"Itu yang jadi masalah kita. Kita kira itu perkembangan terakhir. Tapi kami semua kerjakan sekarang," ucapnya.