TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (PRKP) DKI Jakarta Retno Sulistyaningrum membeberkan alasan tarif sewa rumah susun atau Rusun Nagrak lebih mahal dibandingkan Rusunawa Marunda. Dua rusun sewa (rusunawa) ini sama-sama berlokasi di Jakarta Utara.
“Fasilitasnya berbeda kemudian juga ini bangunan juga baru,” kata dia kepada TEMPO pada Senin malam, 4 September 2023.
Pernyataan Retno ini menjawab keluhan penghuni Blok C5 Rusunawa Marunda, RW 012 Kelurahan Marunda yang terpaksa direlokasi ke Rusunawa Nagrak. Sebab, plang nama di Blok C5 ambruk menimpa kanopi pada Rabu lalu.
Total ada 93 kepala keluarga (KK) yang tinggal di Blok C5 akan direlokasi ke Rusunawa Nagrak hingga akhir bulan ini. Tercatat sudah ada 15 KK yang pindah ke tempat tinggal barunya di Rusunawa Nagrak.
Retno tak mendetailkan berapa harga sewa Rusunawa Nagrak dan Marunda. Dilansir dari Antara, jika mengacu pada situasi sebelum pandemi Covid-19, tarif sewa Rusunawa Nagrak berkisar Rp 500 ribu hingga Rp 750 ribu.
Dia mengatakan harga sewa rumah susun Nagrak sudah disubsidi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dengan mengacu pada Peraturan Gubernur DKI Nomor 55 Tahun 2018 tentang Penyesuaian Tarif Retribusi Pelayanan Perumahan.
“Coba kalau dibandingkan rusun sewa-rusun sewa di sekitaran situ, apa ada sih harga yang segitu murahnya dengan harga segitu bagusnya,” ujar Retno.
Sementara itu, tarif sewa di Blok C5 Rusunawa Marunda mencapai Rp 150 ribu sampai Rp 350 ribu. Masih dari Antara, Saharudin selaku Ketua RT 005/RW 012 Kelurahan Marunda menyebut, tarif sewa unit bersubsidi berbeda dengan yang tidak disubsidi.
Saharudin menjelaskan bagian bangunan yang ambruk bukanlah atap Rusunawa Marunda, melainkan plang nama blok yang rapuh sekitar satu bulan lalu. Setelah satu bulan berlalu, benda itu jatuh menimpa kanopi bersama puing-puing reruntuhan lainnya jebol dan berantakan di lantai, bahkan hampir mencelakai orang.
Pilihan Editor: Hari Pertama Acara Puncak KTT ASEAN 2023, Berikut Waktu dan Titik Pengalihan Arus Lalin di Jakarta