TEMPO.CO, Tangerang - Hampir dua bulan, warga kampung Koceak RBC, RT 06 RW 02, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan kesulitan air bersih karena kekeringan. Untuk memenuhi kebutuhan air, mereka terpaksa ambil air sungai dari Kali Cisalak.
Pada kemarau panjang ini, wilayah yang dihimpit beberapa perumahan besar tersebut mulai krisis air bersih. Pompa dan sumur milik mereka tidak lagi mengucurkan air untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Pemerintah Kota Tangerang Selatan pun hanya dua kali mengirimkan pasokan air ke pemukiman mereka. Untuk mendapatkan air, warga terpaksa ambil air sungai.
Warga Kampung Koceak, Mia, 46, mengatakan kondisi air Kali Cisalak yang terkadang keruh membuatnya terkadang harus membeli air untuk masak dan minum.
Wanita ini menceritakan, wilayah tempat tinggalnya sudah langganan kekeringan setiap tahun. Sumur-sumur warga yang kering biasanya akan kembali terisi air ketika hujan deras turun. "Nanti sumur ada lagi air kalau udah ujan, musim kemaraunya lewat," tambahnya.
Selain faktor alam, kekeringan terjadi diduga karena pembangunan perumahan di wilayahnya. "Di sini mah setiap tahun pasti kekeringan. Udah langganan di sini. Waktu dulu mah engga, waktu belum ada perumahan ga pernah kering. Sekarang kan banyak perumahan. Mereka kan pake satelit narik airnya, jadi habis airnya," ujarnya saat dijumpai, Selasa 19 September 2023.
Warga kampung pun mengandalkan air sungai saat kekeringan terjadi. Namun, untuk mengambil air dari sungai, tidak semudah yang dibayangkan. Apalagi, musim kemarau panjang membuat sungai surut. Hanya terdapat sejumlah titik, air masih bisa diambil.
Dangkalnya permukaan air kali, membuat warga harus sabar antre apabila datang bersamaan. Air yang didapat digunakan untuk keperluan mencuci pakaian dan mandi.
Meski air kali itu kadang keruh, Mia tetap bersyukur masih ada Kali Cisalak, aliran anak kali Cisadane itu.
Selanjutnya bantuan air dari Pemkot Tangsel baru 2 kali...