TEMPO.CO, Jakarta - Polisi membantah ada bentrokan susulan antar-kelompok organisasi kemasyarakatan (ormas) yang menewaskan seorang anggota Pemuda Pancasila di Bekasi. Kepala Seksi Humas Polres Metro Bekasi Kota Komisaris Polisi Erna Ruswing Andari mengatakan tidak ada bentrokan antar-ormas di Jalan Raya Setu-Bantargebang pada Rabu malam itu.
"Enggak ada siapa-siapa yang ditimpuk, kecuali dia perang antar kelompok mungkin lempar-lemparan, enggak ada lempar-lemparan kok, siapa yang dilemparin," kata Erna saat dikonfirmasi wartawan, Jumat, 22 September 2023.
Pada Rabu sore, tiga kelompok ormas di Bekasi, yakni Gibas, GMBI, dan Pemuda Pancasila memang sempat bentrok di wilayah Setu, Kabupaten Bekasi. Namun tidak ada korban jiwa dalam bentrokan ormas di Bekasi itu.
Pada malam harinya korban yang merupakan anggota Pemuda Pancasila melintas di Jalan Raya Setu-Bantargebang. Erna mengatakan ormas Gibas memang memiliki posko di jalan tersebut.
Menurut Erna, korban, Abdullah, 30 tahun, lewat jalan itu usai dari lokasi bentrokan di Setu. Korban lalu terjatuh dari motor dan dikeroyok tiga anggota Gibas Kota Bekasi. "Jadi, (korban dalam perjalanan) arah pulang," ujar Erna.
Ketiga pelaku lalu mengeroyok korban menggunakan bambu dan batu. Korban, Abdullah, tewas di lokasi kejadian.
Buntut dari pengeroyokan yang menewaskan anggota Pemuda Pancasila itu, polisi lalu melakukan penyelidikan dan menangkap 39 orang. Hasil pemeriksaan 39 orang itu, polisi menetapkan tiga tersangka, yakni berinisial NA, AC, dan FR. Sementara, sisa 36 orang lainnya dipulangkan dan dikenakan wajib lapor.
ADI WARSONO
Pilihan Editor: Kasus Bentrokan Ormas di Bekasi, Begini Peran 3 Tersangka Pengeroyok Anggota Pemuda Pancasila