2. Curhatan Eks Pekerja usai Pabrik Arang di Lubang Buaya Ditutup: Dianggap Kriminal dan Penghasilan Anjlok
Penutupan pabrik arang rumahan di Lubang Buaya karena dianggap menyumbang polusi kini menyisakan masalah bagi eks pekerjanya.
Tempo menemui Nung dan Giwang, bekas pekerja pabrik arang rumahan yang memilih bertahan meski mata pencahariannya sudah ditutup.
Nung dan Giwang kini beralih profesi sebagai pengepul atau kuli ampas kelapa. Nung mengatakan, penghasilan yang didapatkan dari pekerjaan itu jauh menurun dibanding saat masih bekerja di pabrik arang.
Keduanya tinggal di satu gubuk kecil. Mereka mengontrak dari pemilik lahan. Biaya sewa per bulannya, kata Giwang, Rp500 ribu.
Sejak pabrik arang dilarang beroperasi, Nung dan Giwang belum mampu membayar biaya sewa kontrakan itu.
"Penghasilan sekarang kisaran Rp40-60 ribu, cuma cukup untuk makan," kata Giwang saat ditemui di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Sabtu, 30 September 2023.
Tak hanya sampai di situ, Nung mengatakan petugas dari Pemprov DKI kerap datang ke pabrik arang untuk memastikan mereka tidak lagi memproduksi.
Baca selengkapnya di sini
Selanjutnya: Strategi Manajemen Pasar Tanah Abang Bikin Penjualan di Toko Kembali Menggeliat