TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Kolegium Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Indonesia Universitas Padjajaran, Yoni Faudah, mengatakan Rumah Sakit Kartika Husada harus melakukan asesmen hingga audit kematian untuk mengungkap penyebab meninggalnya Benediktus Alvaro Darren. Alvaro sebelumnya didiagnosis menderita mati batang otak usai operasi amandel di rumah sakit tersebut.
“Kematian pascaoperasi adalah hal yang harus menjadi perhatian dan perlu dilakukan asesmen untuk mengetahui penyebab kematiannya,” kata dia saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 5 Oktober 2023
Dekan Fakultas Kedokteran Unpad 2016-2018 itu mengatakan asesmen perlu dilakukan untuk mengetahui apakah kematian tersebut akibat langsung dari tindakan operasi, tindakan pembiusan, atau justru faktor penyakit dan kondisi pasien.
Menurut dia, asesmen akan membuka berbagai kemungkinan lainnya, termasuk faktor kelalaian, kesalahan, atau malpraktik seperti yang disampaikan pihak keluarga pasien.
“Sayangnya cara untuk mengetahui sebab pasti kematian adalah autopsi yang seringkali juga sulit diterima oleh keluarga,” kata dia.
Yoni mengemukakan terdapat cara lain yang bisa dilakukan untuk mengungkap penyebab meninggalnya pasien, yaitu dengan audit kematian berupa analisis mendalam atas riwayat perjalanan penyakit dan riwayat penanganan.
Data-data riwayat tersebut bisa diperoleh dari rekam medis dan para tenaga medis yang terlibat dalam penanganan pasien. “Cara ini bisa dilakukan, meskipun tentu agak lebih lebih sulit untuk memastikan dibandingkan dengan autopsi,” ujar dia.
Ia menjelaskan secara umum tindakan operasi selalu mengandung risiko berupa semakin berat penyakit, timbulnya komplikasi, timbul penyakit baru, hingga kematian.
Meskipun penyakit yang diderita tidak terlalu berat seperti pembesaran amandel, tindakan operasi maupun pembiusan tetap mengandung risiko yang berasal dari faktor pasien sendiri, berupa penyakit yang telah diketahui sebelumnya maupun yang belum diketahui.
Dugaan malpraktik pada seorang pasien anak di Bekasi mengemuka setelah keluarga pasien melaporkan pejabat rumah sakit serta dokter yang menangani anak mereka ke Polda Metro Jaya pada 29 September 2023.
Keluarga pasien melapor ke polisi karena anak mereka didiagnosis mati batang otak dan kemudian meninggal dunia setelah menjalani operasi amandel di rumah sakit tersebut.
“Anak ini ada yang mengalami yang kami duga gagal penindakan yang bisa kita anggap itu malapraktik ataupun kelalaian ataupun kealpaan,” kata pengacara keluarga, Cahaya Chirstmanto Anak Ampun, di Jakarta, Senin kemarin.
Pilihan Editor: Persiapan JIS untuk Piala Dunia U-17, Sekda DKI: Insya Allah Sudah Ready Semua