TEMPO.CO, Jakarta - Akademisi juga pengamat politik Rocky Gerung menjadi saksi dalam sidang perkara pencemaran nama baik Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, 9 Oktober 2023. Rocky Gerung dihadirkan sebagai ahli kebebasan berekspresi oleh kubu terdakwa dalam persidangan itu, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti.
Aktivis Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti dilaporkan Luhut Binsar Pandjaitan karena video podcast berjudul ADA LORD LUHUT DIBALIK RELASI EKONOMI-OPS MILITER INTAN JAYA!!JENDERAL BIN JUGA ADA!! NgeHAMtam yang diunggah di YouTube Haris Azhar. Dalam video tersebut, Haris dan Fatia membahas isi kajian Ekonomi-Politik Penempatan Militer di Papua: Kasus Intan Jaya.
Kehadiran Rocky Gerung membuat suasana sidang lanjutan hari itu menjadi hangat dan riuh. Pasalnya, dalam kesaksiannya, Rocky kerap melontarkan sejumlah pernyataan menohok.
Membandingkan Kebebasan Berpendapat Era SBY dan Jokowi
Dalam persidangan, Rocky Gerung sempat membandingkan kebebasan berpendapat di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY dan Jokowi. Kesaksian itu kemudian memancing keributan antara kuasa hukum dan jaksa penuntut umum.
Rocky menyatakan kebebasan berpendapat saat SBY menjadi presiden lebih baik daripada saat Jokowi sekarang ini. Menurut dia, Pemerintahan SBY tidak pernah membatasi kebebasan berpendapat. Ia lalu mencontohkan bagaimana sikap SBY saat dikritik oleh George Junus Aditjondro lewat buku Gurita Cikeas.
Rocky Gerung hadir jadi ahli persidangan Haris Azhar dan Fatia Maulidianti di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin, 9 Oktober 2023. TEMPO/ Desty Luthfiani.
Sedangkan di era Jokowi, kata Rocky, kebebasan berpendapat dapat dijerat dengan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. "Di era Pak Jokowi bahwa memang ada pengalaman kebebasan berpendapat itu dan berakhir dengan penggunaan UU ITE. Jadi sebetulnya masuk akal membedakan itu (zaman SBY dan Jokowi)," tuturnya.
Sebut Kebebasan Berpendapat Era SBY Lebih Bermutu
Lebih lanjut Rocky menganggap kebebasan berpendapat di era Pemerintahan SBY lebih bermutu daripada era Jokowi. Menurut dia, hal itu karena era kepemimpinan SBY dikelilingi oleh akademikus.
"Dan itu akhirnya yang diriset oleh Freedom House, misalnya, bahwa kebebasan berpendapat di era SBY jauh lebih bermutu. Kebebasan berpendapat di era presiden keenam lebih bermutu daripada era ketujuh," tuturnya.
Baca halaman berikutnya, Rocky Gerung senggol juga Guru Besar UI yang sebut dirinya kurang bercinta.