TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi penjelasan tentang cuaca panas dengan suhu tinggi yang bisa mencapai 37 derajat celcius yang terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Kepala Kelompok Kerja Prediksi BMKG Miming Saepudin mengatakan berdasarkan data klimatologis BMKG menunjukkan bahwa selama 30 tahun, antara 1991-2021, rata-rata suhu maksimum di beberapa kota besar di indonesia yang secara geografis berada di selatan ekuator (seperti Jakarta, Semarang, Surabaya) mencapai nilai tertingginya pada bulan September-Oktober
"Suhu maksimum di Jabodetabek berada di Tangerang Selatan pada 29 September 2023 sebesar 37.5°C," katanya, Selasa, 17 Oktober 2023.
Secara umum, kata dia, fenomena suhu panas terik tersebut terjadi karena dipicu oleh beberapa kondisi dinamika atmosfer. Seperti cuaca yang cerah dan sangat minimnya tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari disertai rendahnya tingkat kelembapan udara mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia termasuk Jabodetabek.
Posisi matahari juga menjadi salah satu pemicu suhu panas saat ini. "Posisi semu matahari masih menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator," ucapnya. Karena sebagian wilayah Indonesia berada di area yang sama, maka wajar bila mendapat mendapatkan pengaruh dampak penyinaran matahari yang relatif lebih intens dibandingkan wilayah lainnya.
Selain kondisi dinamika atmosfer, faktor-faktor lain seperti kecepatan angin, tutupan awan, dan tingkat kelembapan udara memiliki dampak yang besar juga terhadap kondisi suhu terik di Jakarta dan beberapa wilayah Indonesia lainnya.
"Kondisi fenomena panas terik ini diprediksikan masih dapat berlangsung dalam periode oktober ini," katanya.
Untuk Bulan November, BMKG memprediksi sebagian wilayah Indonesia mulai memasuki masa peralihan atau pancaroba, sehingga potensi hujan mulai muncul dan akan berdampak pada penurunan suhu udara di wilayah tersebut.
Jika merasa panas, artinya tubuh mengalami feel-like temperature atau apparent temperature. "(Itu) istilah yang digunakan untuk menggambarkan sensasi suhu yang dirasakan oleh manusia berdasarkan kombinasi suhu udara, kelembaban, dan faktor-faktor lain seperti kecepatan angin dan sinar matahari," tuturnya. BMKG berharap masyarakat menjaga stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh dalam kondisi cuaca panas.
ALIFYA SALSABILA NOVANTI
Pilihan Editor: Prediksi Cuaca Hari Ini, BMKG: Panas Terik di Jakarta, Waspada Hujan Lokal di Bogor