TEMPO.CO, Jakarta - Tebet Eco Park rupanya menjadi oase bagi masyarakat di tengah-tengah cuaca panas terik Jakarta seperti saat ini.
Seperti yang Tempo saksikan, sejumlah masyarakat tetap bisa menikmati Tebet Eco Park pada siang. Rimbunnya pohon juga menjadi faktor mengapa taman yang diresmikan Gubernur DKI Anies Baswedan itu dapat dinikmati masyarakat sepanjang hari. Dengan berbagai macam fasilitas yang disediakan, Tebet Eco Park menjadi ruang publik yang nyaman untuk ditempati.
Jika saat pagi hari terlihat pengunjung sedang berolahraga. Namun saat siang, mereka memilih untuk bersantai, piknik, atau hanya sekadar duduk-duduk di kursi yang banyak tersedia di seluruh penjuru taman.
"Ya cuma main aja, sambil ngadem aja gitu" tutur Jannah yang berkunjung ke Tebet Eco Park di siang hari pada Rabu, 18 Oktober 2023. Ia dan saudaranya sedang menikmati suasana di salah satu bangku taman.
Ada juga area bermain anak yang kelihatan masih terawat. Saat pagi, murid taman kanak-kanak sibuk bermain di sana. Karena area tersebut tidak berada di naungan pohon, jika sudah mulai panas area bermain menjadi sepi. Ada pula jungkat-jungkit di area lain yang kurang terawat karena terkena air dari sprinkler.
Di beberapa bagian, rumput terlihat hijau dan asri. Sebagiannya lagi rumput terlihat kering dan kuning, dan di beberapa area lain seperti belum tumbuh rumput. Karena suhu yang panas, Wetland Boardwalk yang menjadi salah satu daya tarik Tebet Eco Park juga alami kekeringan.
Seharusnya, pengunjung dapat merasakan berjalan di atas air dengan menapaki jalur kayu. Akses Wetland Boardwalk menuju taman bermain juga ada yang tutup karena perbaikan. Hal ini membuat pengunjung harus berputar lebih jauh.
Salah satu daya tarik Tebet Eco Park lainnya adalah jembatan yang menghubungkan dua area taman. Di beberapa titik di atas jembatan, terdapat cone block. Saat ditelusuri, ternyata cone block digunakan untuk menutupi lubang yang tembus hingga ke bawah.
Perubahan yang paling dirasa oleh pengunjung adalah pagar taman yang sekarang berwarna hitam. "Dulu masih seng ini (pagar), belum dipagerin," ujar Heri yang merupakan warga Kramat. Karena masih menggunakan seng sebagai pagar, akses masuk taman menurutnya juga ada banyak. Saat ini, hanya pintu-pintu tertentu saja yang dapat diakses oleh pengunjung.
Menurut warga Tebet bernama Ayu yang sering berkunjung, memang waktu paling ramai adalah Sabtu dan Ahad. "Dulu kan bebas ramai banget, sekarang dibatesin. Lebih enak, jadi longgar juga," katanya.
Kebersihan Tebet Eco Park pun juga sangat terjaga. Terlihat beberapa orang petugas berlalu-lalang membersihkan taman dan mengurus tanaman. Banyak juga tempat sampah yang disediakan tersebar di banyak titik.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan cuaca panas dengan suhu tinggi saat ini bisa mencapai 37 derajat celcius. Kondisi ini terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Kepala Kelompok Kerja Prediksi BMKG Miming Saepudin mengatakan berdasarkan data klimatologis BMKG menunjukkan bahwa selama 30 tahun, antara 1991-2021, rata-rata suhu maksimum di beberapa kota besar di indonesia yang secara geografis berada di selatan ekuator (seperti Jakarta, Semarang, Surabaya) mencapai nilai tertingginya pada bulan September-Oktober.
"Suhu maksimum di Jabodetabek berada di Tangerang Selatan pada 29 September 2023 sebesar 37.5°C," katanya, Selasa, 17 Oktober 2023.
ALIFYA SALSABILA NOVANTI
Pilihan Editor: Diresmikan Anies, Tebet Eco Park Raih Penghargaan Design of The Year dari Singapura