TEMPO.CO, Jakarta - Transportasi publik di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi disebut masih memiliki segudang masalah yang meresahkan penggunanya. Transportasi publik di Jabodetabek pun dinilai belum sepenuhnya ramah untuk perempuan dan penyandang disabilitas.
Diskusi publik yang digelar Think Hub Jabodetabek di Perpustakaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek), Jakarta Pusat, pada Sabtu, 4 November 2023, menankap keresahan itu.
Yuri Muktia, Program Officer Jakarta Feminist, menyoroti masalah keamanan perempuan ketika menaiki transportasi publik di Jakarta. Ia mengatakan banyak korporasi angkutan umum yang ada tidak memiliki standar operasional perihal pencegahan kekerasan seksual.
"Perempuan sepenuhnya belum punya ruang aman. Misalnya di-catcalling, itu banyak ditemui (di transportasi publik) dan justru dinormalisasi," ujar Yuri.
Ia turut menyinggung kebutuhan perempuan yang belum terakomodir.
Dia mencontohkan ruang laktasi, pembalut gratis, gerbong khusus perempuan. "Perlu ada yang mengakomodir," katanya.
Yuri menilai penyebab hak-hak perempuan belum terfasilitasi penuh karena mayoritas pemangku kepentingan tidak merepresentasikan tiap kelompok termarjinalkan ketika menyusun kebijakan tentang transportasi publik.
Suara dari Penyandang Disabilitas
Keresahan serupa juga diserukan oleh Rina Prasarana Ketua II Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI). Ia mengatakan masih banyak kaum disabilitas yang resah jika menggunakan transportasi publik.
"Saya juga tunanetra. Banyak sekali resahnya, bahkan sejak mau ke luar rumah," kata dia.
Ia menilai akan banyak penyandang disabilitas yang berani memakai transportasi publik untuk mobilitas jika aksebilitasnya tersedia. Termasuk jika tersedia petugasnya yang terlatih, infrastruktur baik, kebijakan mendukung (penyandang disabilitas), serta ada jaminan terhindar dari tindak kriminal.
"Petugas yang bekerja di transportasi publik juga perlu dilatih secara berkala dari segi pemahaman orientasi dan komunikasi dengan penyandang disabilitas,” katanya.
Pilihan Editor: Sidang Anggota TNI Tabrak Pasutri Ditunda Lagi, Anak Korban: Apa Harus Viral Dulu?