TEMPO.CO, Jakarta - Hujan yang mewarnai beberapa hari di awal November ini tak otomatis membuat kualitas udara Jakarta lebih baik. Pada Rabu pagi ini, 8 November 2023, misalnya, jaringan stasiun IQAir yang terpasang di sejumlah titik di Jakarta banyak menunjuk indeks Tidak Sehat yang diindikasikan dengan warna merah.
Dari seluruh 37 stasiun terpasang, indeks kualitas udara Jakarta per pukul 6 WIB dikalkulasikan sebesar 162 atau tergolong Tidak Sehat. Indeks berdasarkan parameter polusi udara yang berupa debu halus atau PM2,5.
Konsentrasi partikel itu di udara Jakarta pada pagi ini disebutkan sebesar 76,3 mikrogram per meter kubik, atau 15,3 kali lebih tinggi dibandingkan ambang batas yang ditetapkan WHO. Tiga stasiun pemantau kualitas udara yang mencatatkan indeks terburuk berlokasi di Palmerah dan Cilandak Barat dengan angka 180 dan 181.
Dari 37 stasiun terpasang hanya dua yang mencatatkan indeks kualitas udara tergolong Sedang (Kuning) dan tiga yang Tidak Sehat bagi Kelompok Sensitif (oranye). Selebihnya merah dengan nilai indeks 150 atau lebih tinggi lagi.
Asia Selatan Terparah
Situs IQAir menempatkan kualitas udara Jakarta pagi ini di urutan 8 terburuk di antara kota besar di dunia. Dari situs itu pula terungkap sejumlah kota di Asia Selatan memiliki kualitas udara yang tergolong Sangat Tidak Sehat dan bahkan sampai Membahayakan.
Kota-kota itu adalah Lahore di Pakistan dan Delhi di India yang tergolong Membahayakan konsentrasi PM2,5 di udaranya, dengan nilai indeks 476 dan 388. Lalu Karachi, juga di Pakistan, dan Dhaka di Banglades yang disebutkan Sangat Tidak Sehat pagi ini dengan nilai indeks 216 dan 214.
Pilihan Editor: FUB Depok Serukan Boikot Produk Israel, Demo McD Bareng FPI Minggu Depan