TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Militer II-08, Cakung, Jakarta Timur, melanjutkan sidang penculikan, penganiayaan, dan pembunuhan Imam Masykur oleh anggota Paspampres dan 2 anggota TNI, hari ini. Sidang beragendakan pemeriksanan 3 saksi.
Sejak pembacaan Surat Dakwaan Nomor Sdak/196/X/2023 pada Senin, 30 Oktober 2023 lalu, ketiga terdakwa didampingi kuasa hukumnya tidak mengajukan eksepsi atau keberatan. Karena itu persidangan dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi.
Tiga terdakwa dalam perkara dugaan pembunuhan berencana ini adalah anggota Paspampres Praka Riswandi Manik, anggota Direktorat Topografi TNI AD Praka Heri Sandi, dan anggota Kodam Iskandar Muda Praka Jasmowir. Tersangka sipil dalam perkara ini adalah Zulhadi Satria Saputra, kakak ipar Praka Riswandi Manik.
Sidang pemeriksaan saksi pertama kali digelar pada Kamis, 2 November 2023. Pengadilan Militer II-08 akan menghadirkan tiga saksi terakhir hari ini.
Kepala Oditurat Militer II-07 Jakarta Kolonel Kum Riswandono Hariyadi mengatakan, total saksi yang diperiksa dalam kasus penculikan, penganiayaan dan pembunuhan Imam Masykur ini berjumlah 14 orang. "Setelah pemeriksaan tiga saksi, akan dibacakan tuntutan untuk ketiga terdakwa," katanya ketika dihubungi, Ahad, 19 November 2023.
Ia mengatakan bahwa rencana sidang pembacaan tuntutan itu akan digelar Senin pekan depan, 27 November 2023. Riswandono menuturkan, anggota Paspampres dan TNI itu juga akan diperiksa sebagai terdakwa setelah pemeriksaan tiga saksi terakhir selesai dilakukan.
Sebelumnya, Pengadilan Militer II-08, Cakung, Jakarta Timur telah memanggil belasan saksi. Dua di antaranya disebut sebagai saksi kunci, yakni Khaidar, korban penculikan dan penganiayaan yang selamat, serta Zulhadi Satria Saputra, kakak ipar anggota Paspampres yang terlibat dalam penculikan Imam Masykur.
Ibu Imam Masykur, Fauziah beserta adik dan sepupunya juga dihadirkan dalam persidangan sebagai saksi. Serta anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
"Saksi selanjutnya Ulwi, Rahmat, Sugiarto," ujar Riswandono.
Ulwi adalah korban pemerasan ketiga terdakwa sebelum Imam Masykur. Sedang saksi Rahmat dan Sugiarto, kata Riswandono, adalah warga sipil yang menemukan mayat Imam Masykur di sungai.
Imam Masykur diculik di toko kosmetiknya kawasan Ciputat, Tangerang Selatan pada Sabtu, 12 Agustus 2023 sekitar pukul 17.00. Dia berjualan kosmetik di sebuah rumah toko atau ruko di Jalan Sandratek, Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangsel. Imam dibunuh di hari yang sama ketika ia diculik.
Dalam kasus ini, ketiga anggota TNI ini menghadapi dakwaan primer pasal 340 KUHP juncto pasal 55 (1) ke-1 KUHP dengan ancaman pidana mati atau seumur hidup atau penjara paling lama 20 tahun. Dasar dakwaan ini karena mereka diduga secara bersama-sama melakukan pembunuhan berencana.
Selain itu, ketiganya juga didakwa Pasal 338 KUHP juncto Pasal 55 (1) ke-1 KUHP. Mereka terancam pidana 15 tahun penjara karena diduga bersama-sama melakukan pembunuhan.
Dakwaan terakhir untuk anggota Paspampres dan 2 anggota TNI itu adalah Pasal 351 ayat (3) KUHP juncto Pasal 55 (1) ke-1 KUHP, ancaman pidana maksimal tujuh tahun penjara, karena diduga bersama-sama melakukan penganiayaan yang mengakibatkan kematian.
Pilihan Editor: Sidang Kasus Pembunuhan Imam Masykur, Hadirkan Penadah HP Hasil Pemerasan oleh Anggota Paspampre