TEMPO.CO, Jakarta - Humas Gereja Katedral Jakarta, Susyana Suwadie, membantah ada polemik antara pihaknya dan pengurus Masjid Istiqlal soal siapa yang harus membayar listrik di terowongan silaturahmi. Hal ini ia sampaikan menjawab kabar yang beredar masalah tagihan listrik ini membuat terowongan tersebut tak kunjung dibuka untuk publik.
Terowongan yang menghubungkan dua tempat ibadah itu dibangun dengan tujuan menjadi ikon persatuan. "Pengelolaan Terowongan Silahturahmi dilakukan secara bersama dari pengurus Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral," kata Susyana saat dikonfirmasi TEMPO pada Selasa, 21 November 2023.
Susyana menjelaskan selama ini pihaknya ataupun manajemen Masjid Istiqlal bukan penanggung jawab dalam pembiayaan kelistrikan. "Sejauh ini, pembiayaan seperti listrik dilakukan oleh Dinas Bina Marga Pemprov DKI," ujarnya.
Kepala Bidang Riayah dan Juru Bicara Masjid Istiqlal Ismail Cawidu membenarkan keterangan Susyana. "Gak pernah ada masalah soal listrik terowongan itu," kata Ismail dalam keterangan tertulisnya kepada TEMPO.
Ismail menuturkan pembangunan infrastruktur terowongan itu diprakarsai oleh Kementerian PUPR. Sementara itu, lahan yang digunakan untuk terowongan itu merupakan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Perihal kelistrikan, Ismail membenarkan soal pembiayaan yang selama ini dilakukan oleh Dinas Bina Marga DKI Jakarta.
Ismail menyebutkan saat ini terowongan masih dalam tahap pemasangan ornamen sebagai simbol sehingga belum bisa dibuka untuk umum. "Kami harapkan sudah selesai di awal 2024," katanya.
Pilihan Editor: Aduan Jessica Iskandar ke Jokowi, Kapolri, hingga Tagar Percuma Lapor Polisi Buahkan Hasil