TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Pembuatan Instalasi Karya Seni dan Narasi Terowongan Silaturahmi, Her Pramtama, mengatakan terowongan yang menghubungan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral itu sepenuhnya asset Pemprov DKI Jakarta.
Sebabnya ia membantah ada perdebatan antara pengurus Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral soal siapa yang bertanggung jawab membayar tagihan listrik terowongan silaturahmi.
Baca juga:
Pembayaran listrik, kata dia, sejak awal dibayar oleh Dinas Bina Marga DKI Jakarta.
“Masalah listrik ini sudah clear bahkan dari sebelum ada Memorandum of Understanding (MOU). Dari Oktober 2021 Bina Marga sudah bayar listrik sampai sekarang 2023,” kata Her Pramtama kepada Tempo di ruang Sekretariat Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu, 22 November 2023.
Her Pratama menyampaikan pembangunan terowongan ini adalah salah satu program pemerintah atas instruksi langsung Presiden Joko Widodo. “Atasnya (terowongan) itu, kan, jalan raya, jalan raya itu aset DKI. Pas dibangun harus diserahkan kepada pemilik asset, yaitu Bina Marga.”
Kepala Bidang Riayah Badan Pengelola Masjid Istiqlal, Ismail Cawidu, menyampaikan besarnya nominal listrik terowongan silaturahmi antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral.
“Listrik itu kena Rp8 juta sebulan, itu semua enggak ada yang dipermasalahkan sejak awal memang sudah kesepakatan yang akan tanggung adalah Bina Marga,” kata Ismail yang juga berada di ruang Sekretariat Masjid Istiqlal.
Her Pramtama menuturkan serah terima aset terowongan silaturahmi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yang membangun terowongan ini, kepada Dinas Bina Marga DKI baru dilakukan sekitar dua bulan lalu.
“Ya memang kalau dokumen resmi baru ada dua bulan lalu, tapi mereka memang sudah bayar listrik dari 2021. Coba bayangkan kalau listrik enggak dibayar itu terowongan enggak akan jadi,” ucapnya.
Pilihan Editor: Firli Bahuri Tersangka Pemerasan, Begini Suasana Rumahnya di Bekasi