TEMPO.CO, Serang - Polda Banten mengimbau warga pesisir agar mewaspadai erupsi Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda. Imbauan dikeluarkan setelah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merilis informasi terjadi dua kali erupsi gunung api itu sepanjang Rabu pagi, 6 Desember 2023. yang terangkai dengan rentetan erupsi pada hari-hari sebelumnya.
Sepanjang Selasa lalu, misalnya, PVMBG mencatat Gununga Anak Krakatau dua kali erupsi dan delapan kali pada Senin. Pada Minggu, 3 Desember 2023, juga terjadi beberapan kali erupsi.
"Hasil pengamatan visual dan instrumental teramati Gunung Anak Krakatau berada pada Level III (Siaga) mengalami peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi," kata Kepala Bidang Humas Polda Banten Komisaris Besar Didik Hariyanto.
Didik menyebut erupsi pertama hari ini terjadi pada pukul 00.06 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1000 meter di atas puncak atau kurang lebih 1157 meter di atas permukaan laut. Erupsi yang kedua terjadi pada pukul 09.54 WIB dengan ketinggian kolom abu kurang lebih 500 meter di atas puncak atau kurang lebih 657 meter di atas permukaan laut.
Didik mengimbau agar nelayan termasuk warga pesisir tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah aktif. "Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada level III atau Siaga," katanya mengulangi. .
Sejak kelahiran Gunung Anak Krakatau pada Juni 1927 hingga saat ini, erupsi berulang kali terjadi, sehingga Gunung Anak Krakatau tumbuh semakin besar dan tinggi. Karakter letusan Gunung Anak Krakatau berupa erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusannya berkisar antara satu sampai enam tahun.
Dampak erupsi yang juga diantisipasi adalah tsunami di perairan sekitar Selat Sunda, seperti yang pernah terjadi pada 2018.
Pilihan Editor: Orang Tua Kunci 4 Anak di Dalam Kamar hingga Tewas di Jagakarsa