TEMPO.CO, Jakarta - Seorang warga, Titin (49 tahun), menduga kasus pembunuhan 4 anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan terjadi karena masalah ekonomi. Keempat anak yang ditemukan tewas di dalam sebuah rumah kontrakan itu adalah buah hati Panca dan istrinya inisial D.
Sepengetahuan Titin, Panca tidak bekerja alias pengangguran. Namun dia tidak mengetahui pasti sejak kapan pria itu menganggur. Sementara D memiliki pekerjaan, tapi tidak diketahui sebagai apa dan di mana.
"Istrinya kerja baru lima bulan. Suaminya dulu nyupir taksi," kata Titin saat ditemui di rumahnya, Kamis, 7 Desember 2023.
Sebelumnya, bau busuk tercium dari lokasi kasus pembunuhan empat anak di Jalan Kebagusan Raya, Gang Roman, Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Rabu, 6 Desember 2023.
Di lokasi kejadian ditemukan juga Panca yang tergeletak dan memegang pisau di dalam kamar mandi. Tangannya ditemukan luka dengan darah yang tercecer.
Titin menuturkan Panca dan D jarang bersosialisasi dengan tetangga. Anak-anak mereka yang justru aktif berinteraksi.
"Bapaknya lewat doang, biasa tanya selewatan. Istrinya enggak pernah sama sekali," tutur Titin.
Pemilik rumah kontrakan, Asmaroh Dwi Astuti (64 tahun), membenarkan cerita Titin. Menurut dia, pasangan suami-istri itu sudah mengontrak selama 1,5 tahun sejak 25 April 2022.
Pembayaran uang kontrakan tak berjalan mulus. Sejak Agustus 2023, Panca dan D menunggak hingga akhirnya Asmaroh memberi batas waktu pembayaran paling lambat pada 15 Desember 2023.
Asmaroh mengaku jarang berinteraksi dengan Panca maupun istrinya. Mereka, lanjut dia, adalah pendatang.
"Saya tanya kakaknya (keluarga Panca) kemarin, sempat datang, katanya aslinya Medan, kelahiran Jakarta," ucap Asmaroh saat ditemui terpisah di lokasi.
Selanjutnya tentang dugaan KDRT