TEMPO.CO, Jakarta - Hujan masih akan absen di Jakarta hari ini, Selasa 19 Desember 2023. Telah berangsung seminggu penuh, cuaca hari-hari tanpa hujan di tengah musim hujan ini disebut peneliti klimatologi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin sebagai dry spells.
Prediksi cuaca BMKG menyebutkan bahwa pada hari ini, Jakarta akan berawan dan cerah berawan sepanjang pagi. Hampir semua wilayah beralih menjadi cerah tanpa awan pada siang nanti. Hanya Jakarta Barat yang diprediksi cerah berawan.
Pada malam harinya, wilayah cerah berawan bertambah di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Sisanya, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu tetap cerah tanpa awan malam nanti. Bahkan sampai diniharinya.
Suhu udara hari ini di Jakarta diperkirakan bervariasi dari yang terendah 25 derajat sampai tertinggi 33 derajat Celsius.
Cuaca Bodetabek
Di seputaran Jakarta, sebagian wilayah sudah akan memiliki cuaca cerah yang tanpa awan sejak pagi ini. Mereka adalah Kota Bogor, Kota Tangerang, Tigaraksa (Kabupaten Tangerang), dan Serpong (Kota Tangerang Selatan).
Selebihnya, yakni Bekasi, Cibinong (Kabupaten Bogor), serta Depok, menurut prediksi cuaca BMKG, akan cerah berawan sepanjang pagi ini.
Pada siang nanti, Kota Bogor akan bergabung dengan cuaca cerah berawan bersama Bekasi, Depok, dan Cibinong. Sedangkan Tangerang Raya tetap cerah tanpa awan.
Suhu harian maksimal pada siang nanti diperkirakan mencapai 36 derajat Celsius pada siang nanti di Kota Tangerang. Ini adalah angka tertinggi di Jabodetabek.
Yang lainnya, Tigaraksa dan Serpong, BMKG memperkirakan, suhu harian maksimalnya 35 derajat. Sedangkan Bekasi, Cibinong, dan Depok tertinggi 34 derajat Celsius.
Awan baru akan datang di Tangerang Raya lewat cuaca cerah berawan pada malam harinya.
Awan-awan juga diprediksi bertambah pada malam nanti di Bekasi, Cibinong, Depok, dan Kota Bogor. Mereka, menurut BMKG, akan memiliki cuaca berawan saat menutup hari ini. Potensi hujan, meski hujan intensitas ringan, hadir di Bekasi.
Dry Spell
Erma Yulihastin mengatakan dry spells atau deret hari kering tanpa hujan selama musim hujan pada Desember ini tak hanya terjadi di Jabodetabek. Tapi, tengah terjadi di sebagian besar Jawa.
Penyebabnya, kata Erma dikutip dari penjelasan yang diberikannya di akun media sosial X, adalah memuncaknya El Nino. Selain itu intrusi massa udara kering dari Samudera Hindia selatan Jawa dan Australia yang sedang musim panas.
Menurutnya, dampak El Nino semakin terasa pada Desember-Januari karena pendinginan suhu muka laut hingga lapisan termoklin dekat Papua yang baru terbentuk pada Desember. Itu kontras dengan pemanasan suhu muka laut di Samudera Pasifik.
"Sebelumnya, wilayah dekat Papua masih hangat sisa La Nina yang belum luruh," kata Erma menerangkan.
Klimatolog di Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN ini menunjukka rekaman data hari tanpa hujan di Jakarta yang sudah terjadi sejak 12 Desember lalu. Data, kata dia, menunjukkan dry spell sudah konsisten terjadi.
Pilihan Editor: Jakarta Smart Center Bantah JAKI Jadi Korban Hacker Usai Diangkat Anies di Debat Pilpres