TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Brigadir Jenderal Nugraha Gumilar membantah satu anggota TNI yang tewas ditembak oleh pasukan Pusat Komando Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, pada Kamis, 25 Januari 2024 pada pukul 16.00 WIT. “Tidak ada korban jiwa, demikian,” kata Nugraha saat dikonfirmasi TEMPO melalui pesan singkat, pada Senin, 29 Januari 2024.
Perwira tinggi TNI-AD itu menyampaikan aparat TNI Satuan Tugas Gabungan (Satgas) Batalyon Infanteri 133/Yudha Sakti berhasil menguasai markas Kelompok Separatis Teroris (KST) di Aifat Timur, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya, yang terdiri atas lima gubuk. “Setelah diintai dengan drone, markas tersebut ditembaki oleh satgas. KST melarikan diri dan markas dikuasi dan dihancurkan,” ujarnya.
TPNPB-OPM Klaim Tembak Mati 1 Anggota TNI di Maybrat, Papua Barat Daya
Pusat Komando Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) menyatakan telah menerima laporan bahwa markas kelompoknya di Maybrat, Papua Barat Daya, diserang oleh pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada Kamis, 25 Januari 2024 pada pukul 16.00 WIT. Juru bicara TPNPB OPM Sebby Sambom mengatakan pasukan TNI menggunakan bom mortar untuk menghancurkan markas pertahanan Wakil Panglima TPNPB-OPM Papua Barat itu.
“Tidak ada korban pihak TPNPB,” klaim Sebby Sambom melalui keterangan tertulis yang dibagikannya pada Ahad, 28 Januari 2024. Namun, kata dia, lima rumah mengalami kerusakan akibat serangan itu.
OPM justru mengklaim telah menambak mati satu anggota TNI sebagai perlawanan dari serangan bom yang menghancurkan markas TPNPB. “Justru yang korban adalah pihak militer Indonesia yaitu satu orang TNI yang berhasil ditembak mati oleh wakil komandan operasi Kodap IV Sorong Raya, yakni Letnan Satu Manfred Faten,” ujar Sebby.
Pilihan Editor: Imbas Baku Tembak TNI-Polri dengan KKB OPM di Intan Jaya, LBH Papua Bilang Ratusan Masyarakat Sipil Butuh Posko Pengungsi