TEMPO.CO, Depok - Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Indonesia atau DPM UI, Bonanza Sitorus membantah laporan kekerasan seksual yang menimpa eks Ketua BEM UI Melki Sedek Huang dipolitisasi. Bonanza meminta kasus kekerasan seksual ini fokusnya jangan sampai ke arah politisasi. Sebab itu dua hal yang berbeda.
Menurut dia, narasi-narasi isu politisasi itu berpotensi menyudutkan korban, yang seharusnya bisa menghormati pemeriksaan yang berlaku. Ia menyayangkan Ketua BEM UI 2023 mengadvokasikan kekerasan seksual.
"Bisa dibantah (isu politisasi) dengan perspektif korban dan kita tetap mendukung pemulihan korban dan menghormati keputusan satgas," tutur Bonanza saat dijumpai di Pusat Kegiatan Mahasiswa atau Pusgiwa UI, Rabu, 31 Januari 2024.
Ditanya terkait dengan korban merupakan mahasiswi UI, Bonanza tidak dapat menyebutkan dan lebih mengedukasi agar lebih ke hal-hal yang substansial, seperti pemulihan korban dan bisa mengawal sanksi terhadap pelaku. "Kita harus menghargai dengan persepetif korban dengan tidak menanyakan korbannya siapa dan kronologinya seperti apa," tutur Bonanza.
Saat dikonfirmasi alasan sejauh ini tidak melapor ke kepolisian dan barang bukti yang diterima Satgas PPKS UI, Bonanza mengaku tidak mengetahui dan mencampuri ke arah sana. "Sebenarnya belum ada ke polisi. Saya juga tidak sampai ke ranah itu dan kami menghormati dari satgas PPKS sudah memberikan SK dan sanksi," kata Bonanza.
"Mohon maaf sepertinya saya tidak bisa menjawab dan tidak mencampuri juga, kami menghormati juga dengan segala apa yang dikeluarkan Satgas PPKS beserta sanksi-sanksinya," imbuh Bonanza.
Ia juga mengimbau Melki Sedek Huang untuk menunda kegiatan-kegiatannya karena sudah terbukti melakukan kekerasan seksual. Bahkan seharusnya sebelum terbukti atau saat masih pemeriksaan seharusnya sudah stop dalam melakukan kegiatan-kegiatannya. "Bagi teman-teman yang mungkin mitra dalam kegiatan-kegiatannya saya imbau untuk tidak memberi panggung dan tidak memberi kuasa kepada saudara Melki," ujar Bonanza.
Ia juga berpesan agar Melki Sedek Huang mengerti terhadap advokasi dan isu-isu kekerasan seksual. Dia meminta Melki tidak menetapkan standar ganda terhadap isu-isu kekerasan seksual, seperti terkesan munafik. "Tidak bisa mengindahkan perjuangan advokasinya dari awal," ucap Bonanza.
Merespons hal tersebut, Melki Sedek Huang menegaskam tidak akan bergabung dalam kegiatan Mimbar Bebas Forum Anomali Jumat, 2 Februari 2024 nanti. "Forum Anomali bukanlah sekadar Melki, Gielbran, Afiq, dan Haikal," kata Melki.
Menurut Melki, Forum Anomali adalah tempat bagi setiap warg negara untuk mengkritik dan mempermasalahkan anomali demokrasi dan bobroknya kebebasan sipil hari ini. "Forum Anomali harus tetap melaksanakan kegiatan-kegiatannya yang kritis walaupun tanpa kehadiran saya," ucap Melki.
Pilihan Editor: Melki Sedek Huang Pertanyakan Transparansi Universitas Indonesia Usai Diskors Akibat Kasus Kekerasan Seksual