Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Mahasiswa UNJ Magang di Jerman, 2 Kali Masuk Rumah Sakit dan Kerja Angkat Barang Tak Dibayar

Reporter

image-gnews
Kampus UNJ.  Foto : UNJ
Kampus UNJ. Foto : UNJ
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anggara, bukan nama sebenarnya, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) masih mengalami trauma akibat bekerja paksa angkat barang di Jerman pada Oktober 2023 lalu. Dia seorang diri ditempatkan di perusahaan  DHL di Greven di Distrik Strinfurt- bagian Rhine-Westphalia Utara.

Menuju kota dengan suasana pedesaan itu, Anggara harus menempuh perjalanan kereta cepat sekitar 3 jam dari Bandar Udara Internasional Frankfurt. Menurutnya, perjalanan ke Jerman ditempuh 9 jam dengan pesawat dari Indonesia.

Anggara merupakan satu dari sekitar 250 mahasiswa UNJ yang ikut program magang mahasiswa ke Jerman atau dikenal dengan istilah ferienjob. "Jumlahnya ratusan se-universitas. Kalau se- program studi ada empat mahasiswa. Kami pernah dikumpulkan di aula kampus sebelum berangkat," kata Anggara mengisahkan kembali pengalaman pilu kepada TEMPO Ahad malam, 24 Maret 2024. 

Anggara waktu itu menginjak semester 5, berangkat dengan biaya tiket pesawat,  LoA (surat pengurusan beasiswa) dan temporary work permit (dokumen karyawan asing memasuki suatu negara untuk pekerjaan jangka waktu tertentu) dari dana talangan koperasi UNJ senilai Rp 25,8 juta. Nilai itu sudah dihitung dengan bunga pinjaman yang harus dikembalikan.

Anggara tiba pada 4 Oktober 2023 pagi hari pukul 08.00 waktu Jerman. Anggara lolos pemeriksaan Imigrasi. Dia percaya diri namun setelah lontang-lantung di Bandara Frankfurt selama tiga jam, dia mulai bete. Dia agak tenang ketika sempat bertemu teman satu kampus di bandara itu meski kemudian keduanya berpisah karena berbeda tempat kerja. "Sampai Jerman pun saya tidak tahu akan bekerja sebagai apa ditempatkan di mana," kata Anggara.

Anggara kemudian  menghubungi seorang Indonesia yang sudah lama tinggal di Jerman bernama Enik Waldkonig. Enik pun membalas pesan agar Anggara masuk grup. "Petunjuknya sih sampai sana diminta masuk grup untuk komunikasi, tapi bagaimana berkomunikasi karena saya belum dimasukan ke grup tersebut," kata Anggara.

Karena komunikasi tidak berjalan baik, Enik dan suaminya Ron Waldkonig menemui Anggara di Bandara Frankfurt. Tak ada basa basi, Enik memesankan tiket kereta ke Greven keberangkatan pukul 12.00 siang waktu Jerman. Belakangan Enik telah ditetapkan 
sebagai tersangka  dugaan TPPO bersama empat tersangka lain.

Setelah menempuh perjalanan dengan kereta cepat selama 2,5 jam, Anggara sampai di stasiun kereta api di Greven pukul 14.30 siang. Parahnya lagi, Anggara baru dijemput seorang berwarga negara Jerman bernama Asmir dari Agen Run Time sekitar pukul 7 malam.

Dia lalu dibawa ke sebuah penginapan tiga lantai di Wohnung. Di sana Anggara ditempatkan di lantai dua dengan kamar mandi digunakan beramai-ramai. "Sampai penginapan diminta istirahat untuk keesokan hari mulai bekerja di DHL Greven," kata Anggara.

Keesokan harinya, Anggara mendatangi perusahaan tersebut. Jarak tempuh dari penginapan di Wohnung ke Griven sekitar 6 kilometer pergi-pulang dengan jalan kaki.  Berjalan kaki dilakukan  apalagi kalau malam hari di atas pukul 21.00 karena kendaraan umum tidak ada dan situasi malam sepi.

Pertama kali di DHL, Anggara tidak diterima dengan apik selayaknya orang baru bekerja. Dia sudah dicegat Asmir di halaman parkir dan diminta teken kontrak yang secara detail dia tidak diberi kesempatan membacanya.

Setelah teken kontrak perjanjian kerja selama tiga bulan lalu di-briefing sebentar dengan tugas angkat barang dengan beban 30 kilogram. "Ya pekerjaannya angkat barang tiga puluh kilo baik barang datang atau barang keluar dari kendaraan ke konveyor," kata Anggara.

Anggara sempat syok apalagi suhu udara di sana membuatnya tak tahan dingin. Tapi dia berusaha untuk menjalani pekerjaan itu. "Ya walau berat, kebetulan  saya menyiapkan olah raga fisik juga saat masih di Indonesia," kata mahasiswa  asal Jakarta bertinggi 170 centimeter  itu.

Seminggu berlalu Anggara bekerja di DHL itu. Pada hari ke-8, dia tumbang. Anggara pingsan dan dilarikan ke Rumah Sakit di Jerman. "Semalam saja di rumah sakit, kata dokter saya kelelahan berat," ujarnya. Pada pekan ketiga, Anggara kembali masuk rumah sakit. "Katanya saya kena hepatitis. Tapi setelah sampai di Indonesia, saya cek lagi dokter bilang saya baik-baik saja," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akhirnya setelah merampungkan tiga pekan bekerja, Asmir memberitahu penghentian sepihak dan berjanji akan menyalurkan ke pekerjaan  lain. Tapi itu tak terjadi. "Begitu saya diberhentikan sepihak pada pekan ketiga itu,  Enik menghubunginya melalui grup WhatsApp seraya menanyakan: Anggara kapan kamu pulang ke Indonesia? Saya jelaskan kondisinya tapi dia tak menggubris," kata Anggara.

Sampai pada akhirnya Anggara menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia di Jerman. "Saya dibantu pulang ke Indonesia," kata Anggara.

Tak hanya Enik, pihak kampus UNJ  juga menyalahkan Anggara. "Pak AJ dari Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pelajaran (LP3) marah-marah ke saya, saya mulai tertekan sebab ada ancaman," ujar Anggara. AJ sekarang juga sudah ditetapkan sebagai tersangka. Meski dalam kondisi tertekan, Anggara tetap berkomunikasi dengan keluarga di Tanah Air, yang kemudian mengirimkan uang untuk membeli tiket pulang seharga Rp 12 juta.

Belakangan keluarga Anggara telah mengirim uang Rp 30 juta untuk membayar biaya rumah sakit saat di Jerman. "Ibu saya terpaksa meminjam uang ke sanak saudara, demi saya bisa pulang," ujar Anggara. Tak kurang dari Rp 45 juta dikeluarkan keluarga untuk keperluan kepulangan Anggara termasuk untuk bayar tiket pesawat, bayar bagasi, dan biaya rumah sakit. 

"Saya juga tak digaji selama kerja tiga minggu. Dan saat ini masih ada beban utang dana talangan kampus. Sampai saat ini saya tak bisa bayar," katanya pasrah.

Nasi sudah menjadi bubur. Anggara mengatakan meskipun trauma dia masih semangat melanjutkan kuliah. Saat ini Anggara duduk di semester VI. "Banyak teman-teman yang tidak berani bicara," ujar Anggara.

Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) Bareskrim Polri mengungkap kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang atau TPPO dengan modus program magang mahasiswa ke Jerman atau dikenal dengan istilah ferienjob. Salah satu kampus yang mengirim mahasiswanya adalah Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Kepada TEMPO sebelumnya, Koordinator Center of International Services UNJ, Sri Rahayu, menyatakan jika kampusnya tidak memiliki niat untuk mengorbankan para mahasiswanya ketika memutuskan mengikuti program ini. “Masa iya universitas mau jual mahasiswanya, kan, enggak mungkin. Yang kami harapkan para mahasiswa memiliki kompetensi,” katanya saat ditemui Tempo, Jumat, 22 Maret 2024.

Ferienjob merupakan kerja paruh waktu selama tiga bulan yang biasa diikuti mahasiswa di Jerman saat musim libur. Jenis pekerjaan yang dilakukan umumnya yang mengandalkan tenaga fisik atau kerja kasar yang bisa jadi tidak linier dengan studi mahasiswa pesertanya. Meski melakukan pekerjaan kasar, ucap Ayu, harapan UNJ dari program ini adalah para mahasiswanya bisa mendapatkan pengalaman, mengembangkan soft skill, dan membangun jejaring di Jerman.

Semua kekisruhan ini, kata Sri, berawal saat salah satu guru besar asal Jambi berinisial Sihol Situngkir datang dan mendekati para pejabat tinggi di UNJ sekitar Desember 2022. Sihol memperkenalkan program ferienjob dan menyarankan UNJ mengirim mahasiswa karena bisa masuk ke dalam program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dan dikonversi menjadi 21 SKS.

Sihol mendekati UNJ bersama para petinggi PT Sinar Harapan Bangsa (PT SHB) dan PT CVGEN, perusahaan agensi di Indonesia yang membantu menghubungkan para mahasiswa dengan agen penyalur di Jeman untuk ditempatkan di sejumlah perusahaan. Belakangan Sihol Situngkir dan petinggi PT SHB dan PT CVGEN telah ditetapkan sebagai tersangka.

Pilihan Editor:  Korban Dugaan TPPO Mahasiswa Indonesia Magang di Jerman Disebut Banyak yang Belum Buka Suara

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

4 jam lalu

Kampus ITB Jatinangor. Dokumentasi: ITB.
USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah


Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

18 jam lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

23 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Polri Ajukan Red Notice ke Interpol Terhadap Dua Tersangka Kasus Ferienjob

1 hari lalu

Kadiv Hubinter Polri Irjen Pol. Krishna Murti menjelaskan, pemerintah Indonesia secara keseluruhan memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza, Palestina sejumlah 51,5 ton. Namun, 26,5 ton dikelola oleh Polri, Sabtu, 4 November 2023, di Bandara Halim Perdanakusuma. Foto: Istimewa
Polri Ajukan Red Notice ke Interpol Terhadap Dua Tersangka Kasus Ferienjob

Polri mengajukan red notice kepada Interpol terhadap dua tersangka kasus dugaan perdagangan orang bermodus magang mahasiswa di Jerman atau ferienjob.


Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

1 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

Dekan FISIP Untan meminta sivitas akademika agar tak mengumbar info soal dosen yang diduga jadi joki nilai.


Jadi Sorotan usai Viral Sepatu Harga Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31,8 Juta, Begini Penjelasan DHL

1 hari lalu

DHL. Istimewa
Jadi Sorotan usai Viral Sepatu Harga Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31,8 Juta, Begini Penjelasan DHL

DHL buka suara perihal viralnya kasus bea masuk jumbo yang dikenakan untuk sepasang sepatu impor.


Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

1 hari lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

MIrip dengan keluhan peserta Ferienjob di Jerman, sejumlah mahasiswa magang kerja di Hungaria menyebut proram ini bukan magang melainkan TKI.


Benjamin Netanyahu Desak Protes Pro-Palestina di Kampus-kampus Amerika Serikat Dihentikan

2 hari lalu

Petugas kepolisian bentrok dengan pengunjuk rasa pro-Palestina di Universitas Texas, selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Austin, Texas, AS 24 April 2024. REUTERS/Nuri Vallbona
Benjamin Netanyahu Desak Protes Pro-Palestina di Kampus-kampus Amerika Serikat Dihentikan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan "masih banyak yang harus dilakukan" untuk menghentikan protes pro-Palestina di kampus-kampus AS.


Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

2 hari lalu

Seorang pria Palestina membawa karung tepung di luar pusat distribusi makanan PBB di kamp pengungsi Al-Shati di Kota Gaza, 17 Januari 2018. AS adalah donor terbesar (U.N. Relief and Welfare Agency) UNRWA selama beberapa dekade. REUTERS/Mohammed Salem
Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.


Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

2 hari lalu

Foto yang dirilis pada 15 Februari 2024 menunjukkan sebuah lubang besar di pusat kesehatan UNRWA yang hancur akibat serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Gaza. UNRWA menyebut bahwa data terbaru menunjukkan 84 persen dari seluruh fasilitas kesehatan di Gaza telah mengalami dampak langsung dari serangan-serangan yang terus berlangsung. UNRWA/Handout via REUTERS
Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b