TEMPO.CO, Jakarta - Nama Robert Bonosusatya alias RBT alias RBS menjadi sorotan usai penetapan 16 tersangka dalam kasus dugaan korupsi di PT Timah Tbk periode 2015-2022. Terbaru, Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan crazy rich Pantai Indah Kapuk (PIK) Helena Lim dan suami dari artis Sandra Dewi, Harvey Moeis dalam perkara korupsi timah yang merugikan negara hingga Rp 271 triliun itu.
Robert Bonosusatya turut menjadi perbincangan karena dirinya pernah menjabat sebagai pimpinan PT Refined Bangka Tin (RBT), perusahaan yang menjadi mitra utama PT Timah Tbk. Perusahaan itu berhenti beroperasi usai digeledah penyidik Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung pada Sabtu, 23 Desember 2023.
Profil Robert Bonosusatya
Sebelum kasus korupsi di PT Timah Tbk, nama Robert mencuat pertama kali saat Jenderal Polisi (Purn) Budi Gunawan mengikuti uji kelayakan calon Kapolri pada 14 Januari 2015. Saat itu, dokumen hasil pemeriksaan Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri menunjukkan transaksi ganjil sebesar Rp 57 miliar di rekening Budi.
Dalam beberapa berkas tertanggal Mei hingga Juni 2010 itu, Robert disebut bertindak sebagai penjamin pinjaman yang disalurkan oleh Pacific Blue International Limited untuk Muhammad Herviano Widyatama, putra Budi, pada 6 Juli 2005. Herviano menerima kucuran kredit sebesar Rp 57 miliar.
Kepada tim Bareskrim yang memeriksanya pada 26 Mei 2010, Robert mengaku sebagai teman lama Budi. Tapi, dia tak menyebutkan bagaimana mereka awal mulanya berjumpa. Saat bertemu dengan Budi dan Herviano pada tanggal yang tak disebutkan, Robert ditemani Lo Stefanus, pemilik jaringan toko berlian Frank and Co dan PT Mitra Abadi Berkatindo, perusahaan tambang timah.
Dalam pertemuan itu, Robert mengaku mendiskusikan rencana kredit untuk kepentingan bisnis pertambangan timah dan perhotelan yang dipelopori Budi, Herviano, dan Stefanus. Dalam dokumen yang sama, Herviano mengatakan bahwa dirinya memang meminta Robert membantu mencarikan pinjaman dana lantaran memiliki keterbatasan modal dalam berbisnis.
Sekian lama menghilang, nama Robert Priantono Bonosusatya kembali muncul setelah tiga tahun sebelumnya diperiksa Bareskrim. Hal itu terjadi ketika dia mengakui bahwa PT Jasuindo menang tender di Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri.
Selanjutnya Robet Bonosusatya mengatakan PT Jasuindo menggarap proyek BPKB...