TEMPO.CO, Bogor - Calon jamaah haji Indonesia tidak hanya ditangkap dan dipulangkan oleh kepolisian Arab karena visa palsu, tapi belasan jamaah lainnya justru hanya sampai di bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang. Sebab belasan jamaah tidak jadi berangkat ke tanah suci Makkah karena tidak memiliki tiket pesawat dan visa haji yang dijanjikan travel.
"Bahkan kami menginap di hotel dekat bandara, itu pun bayar sendiri," kata Mukmin, bukan nama sebenarnya, 47 tahun, Rabu, 19 Juni 2024. Mulanya, Mukmin dan belasan calon jamaah haji asal Bogor lainnya disuruh menunggu jadwal keberangkatan dan menanti visa keluar. Tapi sejak keberangkatan Mukmin dari rumah di Bogor pada 6 Juni hingga tiga hari menginap di hotel, ia tak kunjung mendapat kepastian untuk berangkat.
"Malah pihak travel meminta uang tambahan Rp 20 juta katanya untuk mempercepat turun visa. Kami tidak kasih dan akhirnya pihak travel tidak muncul kembali," cerita Mukmin.
Mukmin mengaku bisa kena tipu travel haji karena tergiur promo ibadah haji yang ditawarkan pada 2020. Selain biaya murah, menurut Mukmin, travel haji tersebut menjanjikan keberangkatan cepat alias tidak harus menunggu antrean pemberangkatan seperti jamaah haji lainnya. Akhirnya selama tiga tahun, Mukmin pun mengangsur biaya perjalanan haji untuknya beserya istri dengan total Rp 240 juta.
"Tapi jadinya gini, saya enggak berangkat. Mau pulang ke kampung juga awalnya malu, karena sudah selamatan dan pamitan untuk berangkat hajian. Apa kata tetangga nanti, saya dibilang atau dicap Haji Cengkareng, kan malu," ujar Mukmin. Menurut dia, yang lebih kasihan adalah rekannya yang sudah terbang ke Arab Saudi namun terjaring otoritas pemerintah setempat. "Dia dan istrinya menjadi jamaah haji yang ditangkap dan dipulangkan lagi sebelum ibadah haji," kata Mukmin dengan mata berkaca.
Meski sudah kena tipu dan tidak jadi menunaikan ibadah haji, Mukmin belum mau melaporkan kejadian ini kepada polisi. Mukmin akan mengejar pihak travel untuk bertanggung jawab dan mengembalikan biaya yang sudah ia keluarkan. "Kalau mereka tidak punya itikad mengembalikan, baru saya akan laporkan ke polisi," kata Mukmin.
Pilihan Editor: Ayah Bunuh Anak di Serang Banten, Beralibi Dalami Ilmu kebatinan Demi Kekayaan