TEMPO Interaktif, Tangerang - Pihak Pondok Pesantren Dar-Al Qolam, Jayanti, Kabupaten Tangerang membenarkan jika mereka telah memulangkan santri yang sakit dan menolak tim dinas kesehatan Kabupaten Tangerang untuk masuk ke area pesantren itu.
”Kami kecewa karena Dinas Kesehatan telah memberikan informasi ke media bahwa santri disini susfect flu babi,” ujar Sekretaris Pondok Pesantren Dar-Al Qolam, Saiful Bukhori, kepada Tempo, siang ini.
Menurut Saiful, Dinas Kesehatan latah dan terlalu terburu-buru menyimpulkan jika demam massal yang dialami oleh para santri pondok pesantren itu diduga terjangkit flu babi. ”Mereka latah, mentang-mentang penyakit flu babi saat ini sedang marak,” katanya.
Saiful menerangkan, demam massal yang menjangkiti para santri berawal dari masuknya para santri setelah liburan panjang sekolah. ”Para santri hanya sakit flu biasa karena kecapean dan cuaca,” katanya. Hal itu telah ditangani oleh lima dokter klinik yang ada dalam pondok pesantren itu.
Sikap menolak tim dari dinas kesehatan masuk kedalam area pesantren, menurut Saiful, karena kecewa dengan pemberitaan media lokal hari ini yang isinya sangat merugikan dan menyudutkan pondok pesantren. ”Para orang tua dan santri panik dan menanyakan soal informasi itu kepada kami,” kata Saiful.
Hingga siang ini, kata Saiful, pihaknya masih menunggu hasil dari laboratorium Departemen Kesehatan apakah benar flu babi sudah menulari para santri itu. ”Kami minta bukti yang kongkrit apa yang disampaikan oleh Dinas Kesehatan selama ini,” katanya.
Menurut Saiful, santri yang dipulangkan kini sebagian sudah sembuh dan kembali ke pondok pesantren. Sementara hingga kini tercatat sekitar 60 santri yang masih sakit. Mereka ada yang dirawat dirumah dan di pondok pesantren itu. ”Untuk aktifitas pesantren normal seperti biasa,” katanya.
Secara terpisah Kepala Bidang Pemberantasan Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Yully Soenar Dewanti menyayangkan sikap pesantren itu. ”Cara itu sama sekali tidak baik,” katanya.
Menurut dia, tindakan penanganan yang dilakukan oleh dinas kesehatan seperti karantina, pemberian masker, tamiflu, penyuluhan hingga monitoring setelah mengidentifikasi ciri penyakit yang dialami oleh para santri mirip dengan gejala flu burung seperti yang dialami oleh keluarga dokter hewan di Curug yang dinyatakan positif flu babi. ”Kami lebih paham apa yang harus kami lakukan,” katanya.
JONIANSYAH