TEMPO Interaktif, Tangerang - Juliana Dharmadi, ibu sepasang bayi kembar , Jared Christophel dan Jayden Christophel, yang diduga telah menjadi korban malpraktik Rumah Sakit Omni Internasional Alam Sutra, Tangerang, mengatakan punya bukti baru yang akan menyeret dokter yang membuat kedua anaknya buta dan mengalami gangguan penglihatan itu.
"Ditemukan kesalahan standar operasional prosedur (SOP) yang dilakukan RS Omni," ujar Juliana di Pengadilan Negeri Tangerang, Rabu (12/10) hari ini.
Juliana bersama suami dan sikembar sengaja datang ke Pengadilan Negeri Tangerang untuk memberikan dukungan terhadap Prita Mulyasari, tersangka kasus pencemaran Rumah sakit Omni. Menurutnya, keterangan kesalahan standar operasional prosedur tersebut ia dapatkan dari dokter Jereme Smith, dokter spesialis anak di Nestmead International Hospital, Australia.
Berdasarkan keterangan yang ia terima secara resmi satu bulan lalu, kata Juliana, kebutaan yang dialam Jared dan kedua mata Jayden mengalami kelainan silindris 2,5 disebabkan karena terlalu lama didalam inkubator." Tidak ada pengawasan dan kontrol dari tim medis," katanya.
Diduga kebutaan dan gangguan penglihatan pada Jared dan Jayden disebabkan kelebihan oksigen selama dalam perawatan di ruang ICU. "Tahapan gangguan penglihatan dari stadium I hingga stadium empat terjadi selama perawatan di inkubator," katanya.
Semestinya, kata dia, jika anak lahir prematur dan harus dirawat dengan inkubator, harus didampingi dan diawasi oleh tim dokter yang terdiri dari dokter organ tubuh lainnya seperti dokter jantung dan dokter paru.
Juliana mengakui selama 42 hari didalam inkubator kedua anaknya sama sekali tidak ditangani oleh tim medis dari Rumah Sakit Omni." Anak saya hanya ditangani satu dokter spesialis anak," kata Juliana. Berdasarkan surat dari Australia itu, Juliana yakin bisa menjerat dokter Rumah Sakit Omni yaitu dokter Fredy Limawal yang merawat anaknya. "Keterangan ini valid dan terpercaya karena dari Rumah Sakit Internasional benaran, bukan Rumah Sakit Internasional bodong seperti Omni," kata Juliana dengan nada serius dan berapi-api.
Juliana mengaku sangat kecewa dengan layanan Rumah Sakit Omni karena untuk perawatan yang ia keluarkan sebesar Rp 125 juta, hanya sia-sia dan dibalas dengan derita berkepanjangan bagi kedua buah hatinya.
Menurutnya, Jayden dan Jayred sama posisinya dengan Prita Mulyasari yaitu sebagai korban dari buruknya pelayanan Rumah Sakit Omni.
Kisah ini bermula pada 24 Mei lalu, saat Juliana melahirkan bayi kembarnya di Rumah Sakit Omni, yaitu Jared dan Jayden lahir dalam keadaan prematur. Jared lahir dengan berat 1,5 kilogram, sedangkan Jayden 1,3 kilogram. Alasan itu membuat dokter memutuskan memasukkan kedua kembar itu ke dalam incobator.
Tapi tenyata beberapa minggu kemudian Jayden mengalami kelainan silindris pada matanya. Adapun Jared mengalami kebutaan permanen.
Juliana lalu membawa buah hatinya ke Klinik Mata Nusantara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Hasil USG menunjukkan, sel saraf mata Jared lepas dari retina dengan stadium 4. Dugaan sementara, Jared-Jayden menerima oksigen berlebihan selama dalam inkubator.
Ia lalu melarikan anaknya ke Rumah Sakit AINI, Jakarta. Hasilnya sama. Juliana dan Jared pun kemudian dibawa berobat ke Westmead International Children Hospital di Sydney, Australia, selama sebulan. Dokter tak melakukan operasi karena tingkat keberhasilannya di bawah 10 persen.
JONIANSYAH