Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ratusan Pedagang Pasar Batu Akik Rawa Bening Terlantar

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ratusan pedagang batu aji di Pasar Batu Akik Rawa Bening Jakarta Timur terlantar. Setelah kebakaran besar pekan lalu mereka tidak memiliki tempat untuk berdagang. Gedung Jakarta GEMS Centre yang dibangun PD Pasar Jaya tak mampu mereka jangkau harganya.

"Ada sekitar 150-200 orang. Beberapa pedagang terpaksa pulang kampung, ngasong atau bahkan ada yang lontang lantung saja," kata Arbob Royani salah satu pedagang batu aji dilapak barunya di Jalan Bekasi I Jakarta Timur, Rabu (17/02). Menurutnya harga counter dan kios terlalu mahal sehingga mereka tak mampu menjangkaunya. "Sekarang hanya untuk sekedar makan saja kami susah".

Arbob merasa beruntung karena dia bisa mendapatkan tempat baru. "Harga sewanya lumayan terjangkau, satu bulan 200 ribu," ujarnya. Namun itu masih jauh lebih mahal dibanding pengeluaran dia waktu di pasar lama. Sebagai pedagang kaki lima, dulu dia hanya mengeluarkan biaya Rp 86 ribu pe rbulan.

Sebelum pasar terbakar, dia dan kawan-kawannya sempat diimingi-imingi pinjaman dan jaminan pasti bisa dapat tempat di Gedung Gems. Tawarin itu datang dari seseorang bernama Rizal yang mendapat rekomendasi dari organisasi pedagang disitu, Asosiasi Pengrajin dan Usahawan Batu Aji Puspa Cakra. "Kami diminta bayar Rp 110 ribu untuk membuat proposal dan Nomor Wajib Pajak, tapi nyatanya sampai sekarang hilang begitu saja," ujar Bob. Jumlah pedagang yang terjerat tawaran ini mencapai 130 orang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal senada juga dikeluhkan Tolip, pedagang lainnya yang juga belum dapat lokasi. "Rizal ngakunya dari salah satu bank milik pemerintah, bahkan dia bilang nanti angsuran untuk kiosnya hanya Rp 500 ribu," kata Tolip. Sekarang karena tak punya tempat Tolip membawa dagangannya pulang ke rumahnya di Bekasi.

Sementara Kepala Hubungan Masyarakat PD Pasar Jaya Nur Havizd mengatakan bahwa para pengguna gedung harus memiliki Surat Izin Penggunaan Tempat. "Kami sudah melakukan pembicaraan pedagang lama jauh sebelum gedung dibangun, sudah ada kesepakatan kok. Termasuk soal harga," ujarnya kepada wartawan. Soal pembuatan NPWP dengan tambahan biaya tertentu dia mengaku tidak tahu menahu. "Saya tak pernah akomodasi NPWP".

TITIS SETIANINGTYAS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Fase Kenaikan Permintaan yang Bakal Pengaruhi Harga Pangan Saat Ramadan

15 Maret 2021

Suasana aktifitas jual beli dengan dibatasi sekat plastik di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Senin, 11 Januari 2021. Selama pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) 11-25 Januari 2021 operasional pasar tradisional di Kota Solo tetap buka dengan pembatasan waktu operasional sampai pukul 18:00 WIB dan menerapkan protokol kesehatan ketat. ANTARA/Mohammad Ayudha
3 Fase Kenaikan Permintaan yang Bakal Pengaruhi Harga Pangan Saat Ramadan

Setidaknya terdapat tiga fase kenaikan permintaan selama momen Ramadan dan Idul Fitri yang bakal mempengaruhi pergerakan harga pangan.


Ridwan Kamil Minta Pedagang Tradisional Pakai Pasar Digital

9 Mei 2020

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil blusukan ke Pasar Sederhana, Kota Bandung pada Rabu, 18 Maret 2020.
Ridwan Kamil Minta Pedagang Tradisional Pakai Pasar Digital

Ridwan Kamil dan Mendag meluncurkan pasar tradisional mengantisipasi penyebaran corona.


Sandiaga Uno Keluar Masuk Pasar, Pedagang: Sandi Hanya Nyinyir

23 Oktober 2018

Seorang perempuan mengacungkan dua ibu jari kepada calon wakil presiden nomor urut 2, Sandiaga Uno, yang berkunjung ke Pasar Wonodri, Semarang, Jawa Tengah, Senin, 24 September 2018. ANTARA
Sandiaga Uno Keluar Masuk Pasar, Pedagang: Sandi Hanya Nyinyir

Ketua Umum Komite Pedagang Pasar (KPP) Abdul Rosyid minta cawapres Sandiaga Uno memberikan konsep konkret bagaimana cara menstabilkan harga pangan.


Penjelasan Wapres Jusuf Kalla Soal Banyaknya Pengusaha Keturunan Cina

24 April 2017

Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku keluarga Afif juga turut menghadiri acara lamaran dan perkenalan kedua belah pihak keluarga besar Bella maupun Afif ini. instagram.com
Penjelasan Wapres Jusuf Kalla Soal Banyaknya Pengusaha Keturunan Cina

Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, ada beberapa alasan jumlah pengusaha keturunan Cina terus bertambah.


Kisah Cindy, Mahasiswi Penjual Jengkol untuk Mengisi Liburan  

1 Agustus 2016

Jengkol. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Kisah Cindy, Mahasiswi Penjual Jengkol untuk Mengisi Liburan  

Kali ini ia merasa sangat sayang jika melewatkan masa panen raya di tengah harga jengkol yang melangit.


Didampingi Risma, Megawati Akan Kunjungi Sentra Ikan Bulak

29 April 2016

Sentra Ikan Bulak di Jalan Cumpat, Surabaya, Jawa Timur yang terletak sekitar 600 meter dari ikon baru Surabaya yakni Jembatan Kenjeran. TEMPO/Mohammad Syarafah
Didampingi Risma, Megawati Akan Kunjungi Sentra Ikan Bulak

Risma mengultimatum Camat Bulak agar segera memasukkan pedagang ikan ke Sentra Ikan Bulak yang sepi sejak diresmikan pada Desember 2012.


Dagang di Jembatan, Penjual Getuk Cantik Pulang Naik Taksi  

12 Agustus 2015

Ninih (19), menawarkan getuk pada sejumlah warga yang melintas di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) kawasan Kuningan, Jakarta, 11 Agustus 2015. Ninih kembali melakukan aktivitasnya sebagai penjual getuk dengan penghasilan antara Rp 100 ribu hingga Rp300 ribu perhari. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Dagang di Jembatan, Penjual Getuk Cantik Pulang Naik Taksi  

Setelah selesai berjualan, wanita cantik penjual getuk di jembatan, Ninih, pulang naik taksi ke kontrakannya.


Ninih Penjual Getuk Cantik Raib dari Layar TV, Apa Kabarnya?

12 Agustus 2015

Ninih (19) membawa dagangannya menuju ketempat biasa dirinya menjajakan Getuk di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) kawasan Kuningan, Jakarta, 11 Agustus 2015. Ninih dapat mendapatkan keuntungan antara Rp 100 ribu hingga Rp300 ribu perhari. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Ninih Penjual Getuk Cantik Raib dari Layar TV, Apa Kabarnya?

Lama tak terlihat di layar kaca, penjual getuk asal Indramayu, Turinih alias Ninih, 19 tahun, kembali berjualan di Jakarta.


Pasar Klewer  

2 Januari 2015

Pasar Klewer  

Pasar Klewer terletak di sebelah barat Keraton Kasunanan Surakarta, sehingga menempati posisi yang ideal.


Jakarta Selatan Punya Rumah Potong Unggas Modern

20 Agustus 2013

Ilustrasi ayam potong. ANTARA/Agus Bebeng
Jakarta Selatan Punya Rumah Potong Unggas Modern

Relokasi juga akan dilakukan terhadap para pemotong ayam tradisional di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mulai tahun depan. Mulus-mulus saja.