TEMPO Interaktif, Bekasi -Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Komisaris Besar Imam Sugianto, menyebut pelaku mutilasi yang membuang potongan tubuh korbannya di Bekasi dan Jakarta Timur, sepekan lalu merupakan seorang psikopat. "Ada dugaan dia (pelaku) psikopat," kata Imam, kepada Tempo melalui telepon, Ahad (4/4).
Pernyataan Imam didasari pada metode pelaku menghilangkan jejak dengan menyembunyikan identitas korbannya. Organ tubuh penting yang bisa mengungkap identitas korban, tidak terdeteksi oleh penyidik gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metropolitan Bekasi. Bahkan Tim Forensik Mabes Polri sampai sepekan setelah penemuan potongan tubuh korban belum bisa memberi kesimpulan jenis kelamin korban meskipun telah melakukan pemeriksaan DNA.
Kesulitan uji DNA, kata Imam, karena potongan tubuh korban telah lama dipendam sehingga telah rusak. "Tingkat kesulitan penyidikan sangat tinggi." Peluang membongkar identitas korban adalah menemukan organ yang masih hilang. Di antaranya, bagian pinggul dan kelamin. Jika bagian kelamin korban ditemukan, maka bisa diketahui usia korban. Bagian lainnya kedua tangan dengan sidik jari, dan kepala bisa diketahui lewat pemeriksaan gigi dan rambut korban. "Tapi pencarian belum membuahkan hasil," katanya.
Penyebaran foto potongan tubuh korban ke sejumlah lokasi, juga belum membuahkan hasil. "Sampai saat ini belum ada masyarakat yang melaporkan anggota keluarganya hilang." Penemuan korban mutilasi terjadi Senin, sepekan lalu di dua lokasi berbeda. Dua kaki dan satu paha ditemukan di pintu air belakang stasiun Bekasi, Kecamatan Medan Satria, dengan ciri-ciri ada tato kupu-kupu ukuran empat sentimeter di atas mata kaki kanan luar. Potongan tubuh korban ditemukan di pintu air Kali Malang, Jakarta Timur. Penyidik belum bisa memastikan potongan tubuh yang dibuang terpisah itu adalah sama.
HAMLUDDIN