TEMPO Interaktif, Jakarta - Pelaksanaan sensus penduduk di Jakarta pusat diwarnai adanya sejumlah petugas fiktif di lapangan. Eksistensi para petugas fiktif ini diakui Lilik Muslikhatin ,Kepala Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik (IPDS) BPS Kota Administrasi Jakarta Pusat.
Petugas sensus fiktif ini, didefinisikan Lilik, adalah orang yang dilimpahkan tugas oleh petugas sensus aslinya. Artinya, orang ini tidak mengikuti pelatihan dari BPS," kata Lilik ketika ditemui dikantornya sore ini.
Dituturkan dia, kasus seperti ini ditemukan di Kecamatan Tanah Abang. Disitu ada tiga orang yang mengerjakan tugas sensus--operan dari petugas sensus. "Hal itu karena petugas sensus yang asli mendapat pekerjaan di tempat lain," ujarnya.
Di pertengahan bulan pelaksanaan sensus sebenarnya BPS DKI Jakarta melatih ulang 80 orang petugas sensus baru, namun diakui Lilik ada beberapa juga yang terlewat.
Rosa--salah satu Petugas Cacah Lapangan--yang ditemui Tempo di kantor Wali Kota Jakarta Pusat mengatakan, petugas fiktif ini tidak profesional dalam mengerjakan tugas. Rosa juga mendapati, para petugas itu memiliki nama tetapi tidak ada orangnya. "Jadi pinjam nama saja," katanya.
Karena ketidakprofesionalan ini, menurut Lilik, banyak data penduduk yang tidak jelas dan dikembalikan lagi ke kecamatan. Hal ini berarti gaji petugas sensus harus ditunda lagi, seiring belum rampungnya data yang masuk ke BPS wilayah Jakarta Pusat.
HERU TRIYONO