TEMPO Interaktif, Bekasi - Sekitar 200 jemaat gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Pondok Timur Indah, Ahad (26/9), mulai kebaktian di gedung bekas Organisasi Pemenangan Pemilu (OPP) di Jalan Chairil Anwar, Bekasi Timur. Para jemaat datang ke lokasi kebaktian diangkut menggunakan dua bus milik pemerintah daerah.
Pimpinan HKBP Pondok Timur Indah Luspida Simanjuntak mengatakan, pihaknya sudah bisa menerima solusi pemerintah untuk kebaktian di bekas gedung OPP. ""Kami sukuri dulu yang bisa kami pakai, mungkin ini yang terbaik," kata Luspida, kepada wartawan sebelum memulai kebaktian, hari ini.
Kebaktian baru dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, karena menunggu semua jemaat hadir. Mereka diangkut secara bergiliran dari rumah segel di Jalan Puyuh Raya Nomor 14, Perumahan Pondok Timur Indah, Mustika Jaya, sejauh sekitar 3 kilometer. Kebaktian dipimpin Monang Siburian, pengurus HKBP Pusat.
Pemindahan tempat kebaktian dilakukan karena insiden berdarah pada 12 September lalu. Jemaat HKBP yang hendak menggelar kebaktian di lahan kosong Kampung Ciketing Aem, Mustika Jaya, terlibat bentrok dengan pengendara sepeda motor. Dua pengurus gereja HKBP terluka, sementara di kubu pengendara sepeda motor juga sama dua orang menderita luka.
Upaya pemerintah mencari solusi insiden Ciketing Asem itu berjalan alot. Pengurus HKBP Pondok Timur Indah awalnya bersikeras menggelar kebaktian dan hendak mendirikan gereja di Ciketing Asem, namun akhirnya menerima tawaran Pemerintah Kota Bekasi demi keamanan.
Menurut Luspida, selain setuju kebaktian di gedung bekas OPP, pihaknya juga menerima tawaran membangun gereja peranen di lahan fasilitas khusus/ fasilitas umum seluas 2.500 meter persegi di PT Timah, Mustikasari, Mustikajaya, Kota Bekasi.
Pembangunan, kata Luspida, akan dilakukan bertahap. Dia optimistis bangunan gereja sudah berdiri dalam waktu dua tahun kedepan, sesuai jadwal yang diberikan pemerintah daerah.
Kuasa hukum HKBP Podok Timur Indah Saor Siagian, mengaku belum puas terhadap fasilitas tempat kebaktian di gedung bekas OPP. "Ruangannya sempit dan panas," kata dia. "Inginnya sih, jemaat kebaktian di lahan kosong Ciketing Asem."
Sementara itu, penjagaan polisi saat kebaktian berlangsung terlihat lebih longgar. Menurut Kepala Kepolisian Resor Metropolitan Bekasi Komisaris Besar Imam Sugianto, mengatakan hanya mengerahkan sekitar satu SSK pasukannya atau 30 personil saja. "Insyaallah, sudah kondusif," katanya.
Sekretaris Presiden Kongres Umat Islam Bekasi Salih Mangara Sitompul, mengaku senang atas sikap yang ditunjukkan jemaat HKBP mau menerima solusi pemerintah daerah.
Saat ini, kata Salih, pihaknya tinggal mengurus masalah hukum 10 orang warga yang dijadikan tersangka insiden Ciketing Asem, dan ditahan di Polda Metro Jaya. "Kami kini konsentrasi mengurus 10 rekan yang ditahan polisi," kata Salih.
Hamluddin