TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, mengklaim terminal bus antar kota antar provinsi (AKAP) Pulogebang, Jakarta Timur, yang sedang dibangun saat ini, bisa memangkas 30 persen kemacetan di Jakarta. Pasalnya, dituturkan Pristono, ada sekitar 700 ribu perjalanan dari Bekasi dan kawasan padat di Jakarta Timur lain akan terjaring terminal tersebut.
"Sebesar 30 persen kemacetan sudah tertangani," ujar Pristono, Ahad (6/2) sore. Pristono menekankan, persentasi pengurangan kemacetan itu bukan tanpa kajian. Menurutnya, ada hal teknis yang mendukung angka 30 persen tersebut.
Misalnya, dicontohkan dia, bahwa dengan sistem akses masuk dan keluar terminal via jalan layang, pemakai angkutan akan lebih cepat sampai tujuan, karena ada pemangkasan jarak. Lalu, di kawasan terminal juga disediakan area parkir seluas hampir 20 ribu meter persegi untuk menampung kendaraan pribadi.
Dengan daya tampung sekitar 3 ribuan bus AKAP, Pristono mengatakan, maka signifikansi pengurangan kepadatan kendaraan di jalan tentunya berkurang. Apalagi, terminal terpadu ini di dalamnya juga ada Terminal Transjakarta Koridor XI jurusan Pulo Gadung-Kampung Melayu. "Ini titik awal warga komuter dan Jakarta naik angkutan publik," kata Pristono.
Selain itu, ia memberi tahu, untuk memanjakan pengunjung terminal, pihak Pemprov DKI juga akan membangun mal di dalamnya. "Seperti konsep terminal Blok M," ucap Pris. Fasilitas pendukung seperti stasiun pengisian BBM dan BBG juga akan dibangun di terminal setinggi dua lantai itu.
Pristono menjelaskan, semua kendaraan yang keluar masuk terminal akan melewati pintu tol yang melintasi jalan layang baru--seperti Semanggi. Titik lokasi keluar masuk kendaraan dari terminal ini adalah ke jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR).
Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo, mengatakan, desain jalan layang untuk keluar masuk terminal ini sudah rampung dan tinggal diterapkan saja. Jalan layang itu dijelaskannya memiliki panjang 1 kilo meter dengan dua jalur kendaraan. "Ada dua jalan layang. Yang untuk masuk dan yang untuk keluar," ujarnya di kesempatan terpisah, Ahad (6/2) sore.
Ery menjelaskan, bentuk jalan layang akan seperti huruf S, yang di awal dan ujung lintasannya dilengkapi dengan garis akselerasi kendaraan untuk memberi kesempatan mobil mengurangi atau menambah kecepatan.
Pembangunan terminal yang dikatakan Pristono memakan biaya Rp 450 miliar ini ditargetkan rampung pada pertengahan 2012. Kini, pembangunan fisik baru pada tahap pembuatan pagar. "Pulo Gadung akan dihapuskan--akan menjadi terminal Busway saja," ungkapnya.
Proyek ini menurut Pristono diprakarsai Dinas Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta. Pembagiannya, pembangunan jalan layang untuk akses keluar masuk kendaraan ke terminal akan dipegang Dinas PU, sementara desain terminal dikerjakan Dishub.
HERU TRIYONO