TEMPO Interaktif, Jakarta - Bagi Khodijah, datangnya musim hujan merupakan pertanda bahwa tidak lama lagi banjir akan menghampiri rumahnya di Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur. Menurut nenek usia 60 tahun ini, banjir kerap datang menjelang akhir tahun. "Banjir di sini sih sudah biasa. Saat musim hujan bisa satu sampai dua meter," ujar Khodijah, Sabtu, 5 November 2011. Karena sudah terbiasa dengan banjir, Khodijah tidak mempersiapkan apa pun.
Begitu juga dengan Aminah. Saat Sungai Ciliwung meluap dan memasuki rumah Aminah, ia mulai mengemasi barang-barang. "Tapi kalau cuma setinggi 30 sentimeter, saya tetap di rumah."
Setiap tahun selalu kebanjiran, baik Khodijah dan Aminah biasanya akan mengungsi ke tempat tinggal saudara mereka. "Kalau banjir lebih dari dua meter, baru kami pindah ke rumah saudara," ujar Khodijah.
Menurutnya, warga di RW 02 dan 03 biasanya mendapatkan peringatan dini dari Ketua RT 10/02, Usep Suhendar. Usep, kata Khodijah, selalu memberikan informasi perkembangan air dari pintu air Katulampa dan Depok.
Jika diperkirakan mengkhawatirkan, warga biasanya langsung berkemas-kemas. "Kalau kata Pak Usep air meninggi, warga mengungsi."
Saat dihubungi Tempo, Usep membenarkan hal itu. Memasuki musim hujan, Usep selalu meminta informasi ke petugas penjaga pintu air di Katulampa dan Depok. "Kalau air melebihi batas normal, saya langsung beritahu warga untuk bersiap-siap."
Jika debit air di pintu air Katulampa dan Depok mencapai 150 sentimeter, bisa dipastikan wilayah Kampung Pulo akan kebanjiran. "Saya berkewajiban untuk memberikan peringatan dini kepada warga."
ADITYA BUDIMAN