TEMPO.CO, Bogor - Polisi menduga masalah pengereman menjadi penyebab kecelakaan bus Karunia Bakti di Cisarua, Bogor, Jumat malam lalu. "Penyelidikan masih berjalan, dan dugaan sementara karena rem tak berfungsi," kata Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bogor, Ajun Komisaris Syarif Zainal Abidin, kepada Tempo, Sabtu, 11 Februari 2012.
Dugaan itu, kata Syarif, didasari keterangan sejumlah saksi mata dan korban. Salah seorang penumpang selamat, H. Apen, menuturkan, bus nahas tersebut sempat berhenti di pos pemeriksaan simpang Taman Safari Indonesia. Kendaraan berisi 50 penumpang itu berhenti karena bagian mesinnya mengeluarkan asap. “Waktu itu bus sempat diperbaiki,” ujar pria 47 tahun yang tinggal di kawasan Cijambu, Bandung Barat, itu.
Kendati bus sudah diperbaiki, Apen dan para penumpang lainnya sempat meminta sopir tak melanjutkan perjalanan karena khawatir akan keselamatan mereka. Peringatan itu tak dihiraukan sang sopir, hingga akhirnya bus oleng dan menabrak belasan kendaraan di depan Pasar Festival Cisarua.
Penumpang lainnya, Yudi, 20 tahun, warga Cianjur, mengatakan, 500 meter dari pos Taman Safari, tiba-tiba laju kendaraan tak terkendali. Sopir bus terlihat berusaha mengendalikan kemudi dan menginjak rem. Namun sayang, laju bus dari arah Puncak menuju Jakarta ini malah makin liar.
Bus pun menghantam Suzuki APV di depan Hotel Cisarua Indah, sebelum menghajar lima mobil lain, satu sepeda motor, tiang listrik, dan warung bakso. Bus bernomor polisi Z-1795-DA itu akhirnya menabrak Vila Syailendra dan jatuh dengan posisi menukik.
Saat ini Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih meneliti kasus kecelakaan ini. Ketua KNKT Tatang Kurnia mengatakan tabrakan terjadi karena kecepatan bus yang tinggi, ditambah kondisi jalan Puncak menuju Jakarta yang menurun. Ia menargetkan investigasi kasus yang menewaskan 14 orang ini selesai dalam tiga bulan. "Pekan depan kami baru akan mengeluarkan rekomendasi berisi informasi kejadian," katanya.
Sementara itu, polisi menangkap tiga awak bus di rumah masing-masing setelah sempat melarikan diri. Mereka adalah sopir bernama Lukman, 40 tahun; kernet bus, Rohman, 33 tahun; serta kondektur bernama Dedi. "Mereka kabur karena takut dihakimi massa," kata Kepala Kepolisian Resor Garut Ajun Komisaris Besar Enjang Hasan Kurnia.
ARIHTA SURBAKTI | MUHAMMAD RIZKI | SIGIT ZULMUNIR
Berita lain:
Kabur, Awak Bus Karunia Bakti Dibekuk Polisi
Nama Korban Tewas dan Luka Tabrakan Maut Cisarua
Cerita Tragis Tabrakan Beruntun Cisarua
Sopir Bus Kecelakaan Maut di Puncak Ikut Tewas
Saksi Kecelakaan Maut di Puncak: 50 Orang Tewas
Korban Tewas Tabrakan Beruntun Bogor Bertambah
Kecelakaan Beruntun, Puncak Macet 6 Kilometer
Tabrakan Beruntun di Cisarua, Belasan Tewas
Tabrakan Maut Diduga Akibat Rem Bus Blong