TEMPO.CO, Bogor - Tujuh dari delapan korban hanyut di Sungai Cihideung, Bogor, Jawa Barat, hingga Ahad malam, 19 Februari 2012, belum ditemukan. Tim SAR gabungan yang sempat menghentikan sementara pencarian pagi ini melanjutkan pencarian kembali korban yang kebanyakan anak-anak itu.
"Korban hanyut semuanya delapan. Masih tujuh orang yang belum ditemukan. Pencarian dilanjutkan pagi ini," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bogor Yos Sudrajat di Posko Pencarian di Kanto Kecamatan Ciampea.
Menurut Yos, data terakhir korban dalam peristiwa robohnya jembatan bambu Cidua yang menghubungkan Kampung Pabuaran Kaum dengan Blok A Kampus Institut Pertanian Bogor adalah 23 orang. "Sebanyak 15 orang selamat dan delapan orang hanyut. Yang sudah ditemukan satu orang," kata Yos.
Bupati Bogor Rachmat Yasin yang mengunjungi lokasi kejadian mengatakan jembatan ambruk tersebut dibangun atas biaya swadaya masyarakat. Dari sisi kelayakan, jembatan ini bersifat darurat. Pemerintah tidak membangun jembatan karena hanya menghubungkan jalan setapak dan bukan akses jalan utama.
"Ada jalan dan jembatan yang lebih aman dan layak untuk dilalui. Tapi musibah ini tetap menjadi perhatian kami. Korban akan diberi santunan," ungkap Bupati Bogor saat meninjau lokasi kejadian, Ahad petang.
Berikut ini nama-nama korban:
1. Umamah, 35 tahun, meninggal, warga Kampung Cibanteng RT 01/RW01 Cibanteng.
2. Eka binti Eman, 9 tahun, belum ditemukan, warga RT 06/RW 02 Kampung Pabuaran
3. Rafi bin Ema, 5 tahun, adik Eka, belum ditemukan.
4. Ajay bin Engkos, 9 tahun, belum ditemukan, warga RT 04/RW 02 Kampung Pabuaran
5. Jahra bin Juli, 6 tahun, belum ditemukan, warga RT 06/RW 02 Kampung Pabuaran
6. Maesaroh bin Haris, anak Umamah, belum ditemukan.
7. Tia binti Jamal, 10 tahun, warga RT 04/RW 02, Kampung Pabuaran, belum ditemukan.
8. Dini binti Junaidi, 10 tahun, RT 06/ RW 02, Kampung Pabuaran, belum ditemukan.
ARIHTA U SURBAKTI