TEMPO.CO, Jakarta - Stasiun Pasar Senen mengalami puncak arus mudik pada hari ini, Ahad 26 Agustus 2012, bertepatan dengan hari terakhir libur Lebaran. "7.000 orang akan turun di Stasiun Senen pada hari ini," ujar Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional I, Mateta Rizalulhaq, Minggu, 26 Agustus 2012.
Jumlah ini didapat dari 26 rangkaian kereta yang diberangkatkan dari masing-masing daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jumlah keberangkatan sendiri mencapai angka maksimal, yakni hampir 15.000 penumpang per hari.
Baca Juga:
Dari jumlah tersebut hanya setengahnya yang sampai ke Senen. "Sisanya turun lebih awal di Bekasi dan Jatinegara," ujar Mateta.
Mengantisipasi kedatangan yang berakhir sore nanti, Stasiun Senen mengerahkan banyak tim kesehatan dan keamanan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. "Kami memperhatikan kesehatan penumpang karena perjalanan jauh pasti capek dan lelah," ujarnya. Sementara itu, aparat keamanan dikerahkan untuk mengantisipasi pihak yang memanfaatkan hiruk pikuk suasana di Senen.
Hingga siang ini, sudah sekitar 4.000 orang tiba di Senen. Jumlah yang sama seperti kemarin, awal puncak mudik. Masih ada tujuh rangkaian kereta lagi yang akan tiba di Senen hingga sore nanti. "Masih akan ramai hingga sore nanti," ujarnya.
Yanti, 25 tahun, pemudik asal Tegal, adalah satu di antara ribuan orang yang tiba di stasiun Senen hari ini. Rupanya ini kali pertama ia menginjak Jakarta. Ia diajak kakak iparnya untuk membantu berjualan warung nasi di daerah Jakarta Selatan.
"Saya cuma mau bantu kakak di sini, sebentar," ujarnya. Ia mengaku tak punya rencana panjang untuk menetap di Jakarta. Maka itu ia merasa tidak perlu mengurus syarat-syarat administrasi sebagai pendatang baru.
M. ANDI PERDANA
Berita lain:
Ayah Bunuh Anak Kandung di Ciracas
Liputan Khusus Pemilihan Gubernur DKI Jakarta
Ahok Suka Tupai Goreng
Usai Berlebaran, Jokowi ''Bergerilya'' di Jakarta
Panwaslu Copot 76 Spanduk Dukungan untuk Foke
Soal Spanduk, Panwas Tunggu Laporan Relawan Jokowi
Tim Sukses Jokowi: Ceramah Rhoma Tetap Pidana
Kasus Distop, Rhoma Irama: Alhamdulillah