TEMPO.CO, Jakarta - Fauzi Bowo tak dapat menahan rasa harunya ketika melangkah keluar dari Balai Kota DKI Jakarta. Sekitar 400 orang pegawai negeri sipil (PNS) berbaju batik menyambutnya dengan tepuk tangan. Di antara mereka ada PNS yang baru dilantik pada pertengahan tahun ini. Ada pula yang menjadi kawan Fauzi selama 40 tahun mengabdi di Jakarta. Mereka mengibarkan kertas warna-warni bertuliskan "Terima Kasih, Pak Fauzi", "Bang Foke Memang Oke", "Kami Cinta Pak Gubernur", dan "Jangan Lupakan Jakarta".
Ini adalah acara perpisahan kejutan untuk Fauzi Bowo. Acara ini dihelat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta bersama keluarga Fauzi dan mahasiswa seni Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Beberapa staf pendamping Fauzi tak dilibatkan dalam pesta kejutan itu. "Takutnya mereka bocorkan," kata salah seorang PNS yang enggan disebutkan namanya. Fauzi yang hari itu sedang flu tersenyum melihat kejutan itu.
Enam penari dengan wajah bercat merah putih, berbaju koran, membawa gunungan, menunggu Fauzi. Mereka menarikan tarian kontemporer diiringi Tanjidor dan alat musik Betawi. Ratusan PNS yang hadir tak kuat menahan tangis. Diantara mereka tampak Sekretaris Daerah DKI Jakarta Fadjar Panjaitan dan Arie Budhiman yang mengelap air mata dengan jemari tangannya. I Putu Ngurah Indiana, mata Kepala Dinas P2B berkaca-kaca dan menggenggam tisu. Catharina Suryowati, Sylviana Murni, Dien Emmawati, juga bercucuran air mata.
Ketika tarian berakhir, geber daun waru dibuka. Kemudian turunlah Sri Hartati Humardani, istri Fauzi dari mobil Hardtop biru tua B 8888 FB. Tatiek mengenakan baju serba hijau dan membawa satu geber daun waru. Puisi dibacakan untuk Fauzi. "Empat penjuru mata angin telah kau jelajahi... Mari kita pulang ke rumah kita yang lama, rumah yang telah lama kita tinggalkan. Mari kita buka pintu, mari kita buka jendela rumah lama kita yang sudah lama tertutup. Kita menyambut hari baru bersama." Tatiek menyerahkan geber daun waru dan memeluk Fauzi. Fauzi menyambut dengan ciuman di pipi dan berbisik, "Terima kasih."
Tiga orang cucu Fauzi menyerahkan sebuket bunga pada Kokong yang hari itu mengakhiri dinas di Kantor Gubernur DKI Jakarta. Fauzi menggendong cucu lelakinya dan membawanya ke mobil Hardtop yang tadi ditumpangi Tatiek. Seorang habib datang dan membacakan doa untuk Fauzi.
"Saya bangga menjadi Gubernur Anda semua. Tetapi saya lebih bangga kalau Kota Jakarta lebih sejahtera lagi," kata Fauzi sebelum menaiki mobilnya. Dia menyetir sendiri mobilnya. Bersama Tatiek, Fauzi melambaikan tangan, hingga tak terlihat dari halaman Balai Kota DKI Jakarta.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI